Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can
JAKARTA. Ketua Komisi XI DPR Emir Moeis memperkirakan defisit fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 akan semakin besar. Untuk mencegah hal itu, dia minta pemerintah menggenjot penerimaan negara.
Namun, dia khawatir peningkatan pendapatan negara lewat pajak bisa menjadi bumerang. Dia khawatir terjadinya penurunan konsumsi masyarakat sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, Emir berharap pemerintah juga turut mengefisiensi pos anggaran untuk kementerian dan lembaga. “Untuk ngurangin defisit, pengeluaran tidak usah dinaikkin, belanja K/L jangan naik, harus ikut tahun sebelumnya. Kelebihan penerimaan dibuat tekan defisit,” katanya, Selasa (21/2).
Emir menilai pemerintah sudah tidak memiliki pilihan lain untuk menjaga anggaran negara selain dengan mempercepat pembahasan APBN-P. Dia berharap pemerintah mengajukan RAPBN-P pada Maret ini. Dengan demikian, pembahasannya bisa selesai pada akhir April. “Ini tidak semua kan yang diubah, jadi paling pembahasannya akan lama soal anggaran subsidi BBM itu,” kata Emir.
Pemerintah menepis bila defisit fiskal bertambah besar. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana yakin defisit fiskal tidak akan bergeser terlalu lebar. Dia beralasan, pemerintah sudah mengunci belanja rutin pemerintah sehingga pengeluaran negara bisa dihemat.
Selain itu, dia mengatakan, penerimaan negara akan bertambah dari potensi penerimaan negara bukan pajak yang belum tergali. “Kami yakin tetap bisa terjaga,” katanya.
Sesuai dengan Undang-Undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, defisit fiskal tidak bolah lebih dari 3%. Dalam postur APBN 2012 pemerintah mematok pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 1311,4 triliun, naik 18,5% atau Rp 141,5 triliun dari APBN-P 2011. Besaran itu terdiri daripenerimaan perpajakan sebesar Rp 1032 triliun, penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 12,72 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp 278 triliun.
Sementara belanja negara dipatok Rp 1435,4 triliun atau naik Rp 114,7 dari belanja negara tahun lalu. Hal itu menghasilkan defisit anggaran 2012 sebesar Rp 124 triliun atau 1,53% terhadap Produk Domestik Bruto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News