kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPR meragukan kinerja pemerintah tahun 2016


Rabu, 27 Mei 2015 / 11:07 WIB
DPR meragukan kinerja pemerintah tahun 2016
ILUSTRASI. Orlando Bloom dalam perannya di film The Lord of the Rings dan daftar beberapa judul film fantasi lain serupa film Harry Potter.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tampaknya terus mengkaji usulan pokok-pokok kerangka ekonomi makro sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Hasilnya: DPR menilai pemerintah terlalu optimistis dalam menetapkan asumsi anggaran.

Dalam usulannya, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% - 6,2%. Target ini akan tercapai dengan dukungan inflasi 3%-5%, nilai tukar rupiah di kisaran Rp 12.800 - Rp 13.200 per dollar Amerika Serikat (AS) dan suku bunga SPN 3 bulan 4% -6%. Harga minyak mentah Indonesia ditetapkan di kisaran US$ 60 - US$ 80 per barel dan lifting minyak dan gas bumi diperkirakan 1,93 juta barel - 2,05 juta barel setara minyak per hari.

Dalam pandangan umum fraksi DPR, Selasa (26/5), oposisi meragukan target itu. Fraksi Partai Gerindra, Willgo Zainar mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan inflasi pemerintah tak berkaca pada perlambatan ekonomi selama kuartal pertama 2015 yang hanya 4,71%.

Perlambatan ekonomi global, harga komoditas yang masih dalam tren turun menjadi penyebab perlambatan ekonomi tahun depan. Ini masih ditambah, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyebabkan lonjakan harga barang dan menurunkan daya beli masyarakat.

Makanya, Gerindra memandang, angka pertumbuhan ekonomi realistis  2016 hanya 5,5%. "Itu pun dengan catatan ekonomi China dan AS membaik," kata Willgo, kemarin,

Fraksi PAN sependapat dan meminta pemerintah perlu meninjau ulang angka asumsi pertumbuhan ekonomi tahun depan karena perlambatan ekonomi masih berlanjut. Dengan pelambatan ekonomi di awal tahun ini saja, pihaknya memproyeksikan penerimaan pajak 2015 bakal shortfall hingga Rp 100 triliun-Rp 150 triliun. "Makanya, penerimaan pajak tahun depan yang ditarget tumbuh 11%-12% dari tahun 2015 juga harus direvisi," tambah Juru Bicara Fraksi PAN Ahmad Rizki Sadik.

Masih konservatif

Fraksi Partai Golkar malah merasa target pertumbuhan ekonomi terlalu rendah. Asumsi pertumbuhan ekonomi masih bisa ditingkatkan, salah satunya adanya optimisme perbaikan investasi dan defisit neraca perdagangan yang masih berhasil ditekan. "Pemerintah harus lebih bekerja keras, jangan konservatif," ujar Juru Bicara Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara.

Dari partai pendukung pemerintah, PKB juga menilai target pertumbuhan ekonomi konservatif.  PKB yakin pemerintah bisa dengan mudah mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,8%-6,2%.

Atas pandangan ini, pemerintah akan memberikan jawaban resmi pada sidang paripurna pekan depan.

Usai sidang, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, berharap DPR tak meremehkan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Tahun depan memang ada pelambatan ekonomi, tapi kami optimistis dengan target-target itu," kata Bambang.

Jika melihat ramalan Wold Bank, kondisi ekonomi Indonesia tahun depan masih loyo. Meski ekonomi AS diproyeksikan membaik, namun ekonomi China masih lesu. 

Bahkan, dua tahun ke depan pertumbuhan China diramalkan kian turun ke level 7% di 2016 dan 6,9% di 2017. Sementara ekonomi kita diramalkan hanya tumbuh 5,2% tahun ini dan 5,5% di 2016 dan 2017.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×