kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Donald Trump vs Kamala Harris, Ini yang Lebih Menguntungkan Ekonomi Indonesia


Senin, 04 November 2024 / 15:16 WIB
Donald Trump vs Kamala Harris, Ini yang Lebih Menguntungkan Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Pemilu AS akan digelar pada 5 November 2024 dengan capres antara Donald Trump dan Kamala Harris


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Saat ini seluruh dunia tengah menantikan siapa yang akan memenangkan Pemilu Amerika Serikat (AS) pada 5 November mendatang.

Hal ini karena kemenangan antara Donald Trump dan Kamala Harris akan berdampak terhadap perekonomian di seluruh negara, termasuk Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, jika Trump menang dalam pemilu AS tahun ini, maka kebijakan ekonominya yang pro pertumbuhan yang mencakup penurunan pajak dan deregulasi dapat meningkatkan defisit anggaran AS dan meningkatkan ekspektasi inflasi yang berdampak negatif pada stabilitas pasar finansial di seluruh Indonesia.

Menurutnya, peningkatan utang AS dapat menarik modal dari Indonesia, mendorong dolar AS, dan mempengaruhi aliran modal asing ke pasar keuangan domestik.

Baca Juga: Ketidakpastian Pemilu AS Dorong Penguatan Emas Awal Pekan Ini

Namun, jika Harris yang memenangkan pemilu AS, maka kebijakannya yang akan berkonsentrasi pada kenaikan pajak untuk korporasi besar dan individu kaya untuk mendukung program sosial juga akan berdampak kepada Indonesia.

Josua menyebut, kebijakan yang akan diambil Harris dapat menekan keuntungan perusahaan besar di Amerika Serikat (AS), tetapi juga dapat meningkatkan dolar AS jika terjadi peningkatan persepsi stabilitas fiskal.

"Jika investor AS lebih konservatif, penurunan arus modal asing dapat berdampak pada Indonesia," katanya.

Namun, menurut Josua, pendekatan Harris yang lebih multilateral dalam perdagangan internasional dapat memperkuat hubungan dagang dan menguntungkan negara berkembang seperti Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×