kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Diskon utang jika S&P beri RI investment grade


Jumat, 24 Maret 2017 / 11:15 WIB
Diskon utang jika S&P beri RI investment grade


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus, Ramadhani Prihatini | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Harapan agar Standard & Poor's (S&P) menaikkan rating investasi Indonesia menjadi layak investasi semakin besar. Dengan kenaikan rating itu, pemerintah berharap bisa menurunkan biaya penerbitan obligasi.

Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Scheneider Clasein Siahaan mengatakan, jika S&P menaikkan rating Indonesia, hal itu akan mempengaruhi penerbitan global bond Indonesia.

Menurut Scheneider, untuk penerbitan global bond, Indonesia harus punya rating investment grade dari dua lembaga internasional. "Waktu kita menerbitkan global bond, dimandatkan memiliki dua international rating, persyaratan mandatory," katanya ke KONTAN, Kamis (23/3).

Selain bahan koreksi negara, rating lembaga internasional juga bisa mempengaruhi premi risiko yang dihitung investor. Semakin tinggi rating suatu negara, bisa jadi semakin tinggi pula potongan bunga yang bisa diberikan ke negara tersebut.

"Investor punya perhitungan sendiri. Kita tidak tahu besaran (diskon) secara persis. Tapi, biasanya makin tinggi rating, makin rendah premi risikonya, makin rendah juga yield-nya," kata Schenider.

Peluang naik

Seperti diketahui, Kamis (23/3), perwakilan S&P telah mendatangi Kementerian Keuangan (Kemkeu) terkait kelayakan investasi atau investment grade Indonesia. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam pertemuan itu, pihaknya akan menyampaikan seluruh data ekonomi terbaru, terutama terutama tentang keuangan negara, seperti aset fiskal dan penerimaan negara dari pajak maupun bukan pajak.

S&P memang menjadi satu-satunya lembaga rating yang belum menyematkan layak investasi ke Indonesia. Tiga lembaga rating lain, Moody's, FitchRatings, dan Japan Credit Agency Ltd (JCR) telah terlebih dulu mengganjar Indonesia, layak investasi. S&P akan mengumumkan rating Indonesia pada Mei 2017.

President Director PT Fitch Ratings Indonesia Indra Kampono bilang, jika pemerintah bisa mempertahankan fundamental ekonominya, bukan mustahil pihaknya akan menaikkan kembali rating Indonesia. Fitch pada Desember 2016 menaikkan rating Outlook Sovereign Credit dari stable menjadi positive sekaligus mengafirmasi rating BBB-.

Fitch menegaskan, rating yang mereka berikan ke Indonesia berdasarkan parameter yang ada. "Kita berikan positive outlook sesuai dengan perkembangan yang sudah kita perkirakan selama ini," katanya, Kamis (23/3).

Menurutnya, Indonesia punya peluang menaikkan ratingnya kembali, asalkan dalam 24 bulan setelah diberikan rating, pemerintah konsisten dengan parameter yang diberikan untuk Indonesia, seperti pendapatan negara, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi.

Penting juga tingkat keberhasilan suatu kebijakan pemerintah, berdampak atau tidak. "Jika paramater yang kita berikan ke pemerintah sesuai, kemungkinan upgrade besar. Kita lihat dua tahun ke belakang dan dua tahun ke depan, apa yang dijanjikan pemerintah sesuai tidak dengan achievement-nya," katanya.

Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN juga berharap rating Indonesia naik. Ekonom Indef Eko Listiyanto bilang, investment grade sangat bermanfaat bagi pemerintah Indonesia karena menjadi promosi Indonesia sebagai tempat investasi menarik. "Bisa jadi indikator penting untuk menjual sisi fundamental Indonesia," katanya.

Senada diungkapkan Ekonom Bank BCA David Sumual dan Ekonom Standard Chartered Bank Aldrian Taloputra. "Persepsi risiko investor terhadap Indonesia jadi lebih baik," kata Aldrian. Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, jika S&P menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi, hal itu akan mendorong arus modal asing masuk ke dalam negeri (capital inflow).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×