Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memastikan jadwal lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tak akan bertabrakan dengan jadwal lelang Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini dilakukan dengan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemkeu).
Asal tahu saja, reaktivasi SBI bertenor 9 dan 12 bulan ini sebelumnya dikhawatirkan berbagai pihak akan bersaing dengan SBN. Adapun, ini dapat menyababkan perebutan dana atau crowding out, yang seharusnya masuk ke SBN justru lebih banyak masuk ke SBI.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, lelang SBI dijadwalkan oleh BI untuk dilakukan setiap bulan setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG). “Yang pasti setelah RDG bulanan. Kami berkoordinasi terus dengan pemerintah, supaya tanggalnya tidak berdekatan," ujar Nanang di Gedung BI, Jakarta, Selasa (24/7).
Ia melanjutkan, selain jadwal yang berbeda, karakteristik SBI dan SBN juga berbeda. SBN merupakan instrumen jangka panjang dan biasanya karakeristik investor di SBN tidak memperhatikan gejolak ekonomi. “Sementara SBI, merupakan instrumen jangka pendek dan tipe investor yang selalu memperhatikan gejolak ekonomi domestik dan global,” ucapnya.
"Jadi memang berbeda, ada investor yang memang tidak memperhatikan kurs berapa, suku bunga berapa, dia bisa ke SBN. Nah kalau SBI ini tipe investor yang dia sangat memperhatikan gejolak," lanjutnya.
Nanang menjelaskan, reaktivasi SBI adalah untuk menambah jenis instrumen di Indonesia yang pada akhirnya dapat menstabilkan rupiah. Sebab, portofolio inflow untuk membiayai defisit transaski berjalan atau current account deficit (CAD) masih rendah.
“CAD kita tetap harus di-financing. Porsi FDI-nya masih tinggi tapi portofolio inflow-nya berkurang. Yang jadi perhatian kami bagaimana inflow masuk. Kan harus ada instrumen. Indonesia butuh instrumen di pasar modal dan pasar uang yang bisa jadi wadah inflow,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News