Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 5,2% dalam Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Target tersebut masih sama seperti dalam target APBN 2024.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menjelaskan bahwa angka perkiraan tersebut menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik dan resiliensi dari perekonomian Indonesia jika melihat kondisi global yang ada saat ini.
Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi 5,2% di 2025 masih sangat baik, apalagi di tengah kondisi ekonomi dunia yang gejolaknya tinggi sekali. Misalnya kondisi perekonomian di Amerika Serikat yang sedang melemah disebabkan data penyerapan tenaga kerjanya menurun.
Baca Juga: Di Tengah Ketidakpastian Global, Sri Mulyani Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,17%
“Tiongkok yang kemudian pertumbuhan ekonominya juga menurun bahkan sampai di bawah 5%, di 4,7%, dan belahan dunia yang lain juga masih mencari bentuk. Kondisi geoplitiknya, perang Rusia-Ukraina masih berlanjut, di Timur Tengah masih berlanjut,” tutur Suahasil, mengutip keterangan tertulis dalam laman Kemenkeu, Jumat (16/8).
Suahasil menerangkan, angka perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 didasarkan pada angka pertumbuhan tahun yang sedang berjalan. Pada kuartal I-2024, angka pertumbuhan menunjukkan di 5,11%. Lalu pada kuartal II-2024, BPS mengumumkan pertumbuhan di 5,05%.
“Berarti di kedua kuarter itu menjadi basis yang baik untuk tahun depan. Karena itu, tahun depan kita di dalam membuat RAPBN tahun 2025 kita menggunakan angka 5,2%, tadi yang disampaikan oleh Bapak Presiden,” jelasnya.
Baca Juga: Simak Strategi Investasi di Tengah Gejolak Pasar Keuangan Global
Dalam mencapai angka pertumbuhan tahun 2025, Ia mengatakan ada ketidakpastian yang paling besar di dunia global internasional. Kondisi yang diperhatikan imbas dari gejolak yang ada pada negara maju.
Ini karena negara-negara maju yang perekonomiannya sedang melemah seperti Tiongkok yang Amerika Serikat merupakan mitra dagang utama Indonesia.
“Lalu juga tempat kita mengekspor banyak itu Eropa. Nah, kalau kondisi dunianya sedang dalam perubahan gejolak, maka tadi Bapak Presiden juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi kita nanti utamanya akan berbasiskan kegiatan ekonomi domestik,” kata Suahasil.
Untuk menjaga kegiatan ekonomi domestik, Suahasil menyebut pemerintah akan memperhatikan daya beli masyarakat terjaga. Ini karena konsumsi masyarakat mengambil porsi sangat besar, 55% PDB.
Baca Juga: Pemerintah Happy Manufaktur Tetap Ekspansi di Tengah Gejolak Geopolitik Global
Berbagai program diantaranya, program bantuan sosial, perlindungan sosial, dan berbagai macam program yang dirancang, baik sebagai kelanjutan dari program-program tahun ini maupun program-program baru akan dilaksanakan, akan digelontorkan untuk menjaga daya beli masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News