kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di hadapan Habib se-Jadetabek, Jokowi: Negara adem setelah para ulama beri tausiyah


Kamis, 07 Februari 2019 / 20:14 WIB
Di hadapan Habib se-Jadetabek, Jokowi: Negara adem setelah para ulama beri tausiyah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Presiden mengaku bicara apa adanya dan setelah empat tahun baru sekarang dirinya menjawab tuduhan tersebut.

“Hampir saya ini sudah empat setengah tahun diam dan sabar saja. Enggak pernah jawab, komentar. Tetapi sekarang saya perlu jawab. Menjawab itu bukan marah loh ya, menjawab. Tolong dibedakan,” jelas Presiden.

Ambil Alih Freeport

Mengenai isu antek asing, Presiden menjawab bahwa selama dirinya memerintah Blok Mahakam dan Blok Rokan yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan luar negeri saat ini telah dikelola oleh Pertamina.

“Alhamdulilah tahun kemarin juga sudah dimenangkan oleh pertamina, Alhamdulilah. Enggak mudah, kalau mudah sudah dari dulu diambil alih. Jawaban saya ya gampang saja. Terus pertanyaan saya, antek asingnya di mana? Terakhir, akhir tahun 2018 kemarin, alhamdulilah yang namanya Freeport yang sudah dikelola, dikuasai oleh yang namanya Freeport McMoran, dari Amerika Serikat,” tegas Presiden seraya ditambahkan bahwa di tambang tersebut masih memiliki kandungan tembaga yang banyak dan miliki nilai hingga 2.400 triliun.

Untuk proses ambil alih Freeport ini, Presiden mengaku bukan persoalan mudah karena jika mudah tentunya hal itu telah dilakukan sejak dahulu.

“Jadi terus antek asingnya di mana pertanyaan saya, ini jangan politik bolak-balik. Politik dibolak dibalik hanya untuk kepentingan-kepentingan sesaat. Ini 4 tahun kita lakukan ini, bukan barang mudah, bukan pekerjaan mudah, bukan negosiasi yang mudah,” jelas Presiden.

Lebih lanjut, Kepala Negara bercerita bahwa menteri yang menjalankan juga bertanya apakah perintah yang disampaikan telah dihitung dan dikalkulasi risikonya. “Kalau saya memerintahkan sesuatu, sudah saya hitung, sudah saya kalkulasi, dan risiko-risiko yang ada menjadi tanggungan  saya. Saya sampaikan itu,” tegasnya.

Saat menangani masalah Freeport ini, Presiden mengaku banyak yang tidak suka dirinya namun terus dihadapi.

“Saya memang tidak banyak ngomong sebelum berhasil saya diam saja. Karena tahu-tahu sudah negosiasi, tahu-tahu kebalik kita enggak dapat, malu juga kita. Ini bukan sesuatu yang mudah. Jadi saya tidak berani ngomong selama 4 tahun karena ini bukan sesuatu yang mudah,” ujar Presiden menceritakan.

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi turut didampingi oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×