kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.939   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.178   -2,08   -0,03%
  • KOMPAS100 1.102   -0,81   -0,07%
  • LQ45 872   -2,72   -0,31%
  • ISSI 221   1,41   0,64%
  • IDX30 446   -1,67   -0,37%
  • IDXHIDIV20 538   -0,66   -0,12%
  • IDX80 127   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 135   -0,40   -0,29%
  • IDXQ30 149   -0,10   -0,07%

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Antisipasi Dampak Tarif Impor Tinggi Trump ke Indonesia


Kamis, 21 November 2024 / 11:48 WIB
Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Antisipasi Dampak Tarif Impor Tinggi Trump ke Indonesia
ILUSTRASI. Pekerja melintas di terminal peti kemas Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Jumat (15/11/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat nilai ekspor Maluku bulan September 2024 mencapai US$6.16 juta atau mengalami peningkatan sekitar 487,37 persen dibandingkan Agustus 2024. ANTARA FOTO/Alfian Sanusi/YU/foc.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mewanti-wanti dampak dari kebijakan Presiden Donald Trump yang akan menerapkan tarif impor tinggi ke beberapa negara.

Anggota DEN, M. Firman Hidayat menyoroti sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai Indonesia seiring dengan kebijakan perdagangan internasional dan dinamika global.

Firman mengungkapkan, rencana Trump untuk meningkatkan tarif impor terhadap negara-negara termasuk China hingga mencapai 60%, berpotensi memberikan dampak besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama sektor perdagangan.

Baca Juga: Gubernur BI Wanti-wanti Dinamika Global Berubah Cepat, Risiko Semakin Meningkat

"Ini harus kita benar-benar analisis secara cermat, bagaimana dampaknya antara kepentingan ekonomi dunia maupun nanti ekspor Indonesia sendiri," ujar Firman dalam acara Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025, Kamis (21/11).

Ia menambahkan bahwa dinamika kebijakan tersebut akan bergerak cepat dan sangat tergantung pada keputusan-keputusan yang diambil oleh pihak-pihak terkait.

Di sisi yang lain, Firman juga menyoroti pelemahan ekonomi China yang tengah menghadapi krisis di sektor properti.

Kendati begitu, ia mengingatkan bahwa China telah mengeluarkan stimulus besar yang diperkirakan mencapai 19% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam beberapa tahun mendatang. Stimulus ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberikan pada masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan BI Rate 6%, Positif untuk Ekonomi RI

Menjrut Firman sejumlah tantangan jangka panjang lainnya yang harus dihadapi Indonesia, termasuk masalah ketahanan pangan global, disrupsi digital, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik yang semakin meningkat.

Dirinya menekankan pentingnya Indonesia mengatasi tantangan-tangan tersebut untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan hingga 2045.

Selanjutnya: Adaro Minerals (ADMR) Ungkap Progres Teranyar Proyek Smelter Alumunium di Kalimantan

Menarik Dibaca: Tonton 6 Film Bertema Kesepian Ini Saat Ingin Bersedih Seharian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×