kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Destinasi wisata baru ditawarkan ke swasta


Jumat, 02 Maret 2018 / 11:08 WIB
Destinasi wisata baru ditawarkan ke swasta
ILUSTRASI. Tanjung Kelayang, Bangka Belitung (Babel)


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menggandalkan swasta dalam pengembangan 10 kawasan wisata prioritas yang sering disebut dengan Bali Baru. Melalui skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA), sepuluh destinasi wisata prioritas tersebut nantinya akan dikerjasamakan pengelolaannya dengan pihak swasta.

Sepuluh destinasi wisata prioritas tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara.

Proyek pengembangan wisata di 10 wilayah itu akan menyusul 34 proyek infrastruktur bernilai Rp 348,2 triliun yang akan menggunakan skema yang sama

CEO PINA Ekoputro Adijayanto mengatakan, sepuluh proyek pengembangan wisata prioritas dikaji untuk menggunakan skema PINA karena kebutuhan investasi yang diperlukan untuk pengembangan kawasan, sangat besar.

Untuk memasukkan proyek 10 Bali Baru ke dalam daftar yang dibiaya dengan skema PINA, pihaknya tengah melakukan pendekatan dengan otoritas terkait yang selama ini mengelola kawasan tersebut. PINA Center juga tengah melakukan pendekatan ke beberapa investor potensial.

Eko mengklaim, sejumlah investor telah menyatakan ketertarikan berinvestasi di sepuluh Bali Baru. "Kami sudah bicara dengan Huatsing China, ada juga dari Australia yang belum bisa kami sebut," katanya.

Wijaya, Dirut PT Huatsing Housing Kopelindo mengatakan, pihaknya tertarik untuk berinvestasi di Labuan Bajo. Untuk itu pada saat ini Huatsing sedang melakukan finalisasi atas perusahaan yang akan diajak joint venture dalam pengembangan Labuan Bajo di NTT.

Selain itu Huatsing juga masih menunggu kelengkapan dokumen dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Labuan Bajo investasinya diharapkan bisa US$ 1 miliar," katanya.

Pemerintah saat ini memang tengah menggenjot pariwisata demi mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta pada 2019. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, salah satu yang mereka lakukan adalah dengan fokus pada pengembangan sepuluh kawasan wisata prioritas, Bali Baru. Namun dari 10 Bali Baru itu, pemerintah untuk sementara hanya fokus di 4 lokasi saja, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo

Catatan KONTAN dari data Kementerian Pariwisata, pengembangan kawasan 10 Bali Baru memerlukan investasi Rp 200 triliun sampai Rp 300 triliun. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, besarnya kebutuhan dana investasi tersebut didasarkan pada luas wilayah pengembangan wisata yang sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×