Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Periode triwulan II menjadi momok bagi neraca transaksi berjalan. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada triwulan II 2014 sebesar US$ 9,1 miliar atau 4,27% dari produk domestik bruto (PDB).
Menurutnya defisit yang membengkak pada triwulan II ini sesuai dengan pola musimannya. Meskipun melebar dibanding triwulan I 2014 yang sebesar US$ 4,2 miliar dolar atau 2,05% PDB, Agus mengatakan defisit triwulan II tersebut lebih baik dibanding triwulan yang sama tahun 2013. "Defisit triwulan II 2013 itu US$ 10,1 miliar dolar atau 4,47% dari PDB. Ada perbaikan US$ 1 miliar dan itu cukup baik," ujar Agus dalam konferensi persnya di Jakarta, Kamis (14/8).
Dirinya mengakui harga komoditas dunia khususnya minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batu bara, dan karet terjadi penurunan. Kondisi semester pertama 2014 secara keseluruhan pun disertai permasalahan pelarangan ekspor mineral mentah.
Pelarangan ekspor tersebut juga berpengaruh terhadap kinerja perbaikan transaksi berjalan. "Kalau sudah bsia dilakukan renegosiasi dan ekspor kembali, kami melihat hal tersebut adalah kondisi yang bisa perbaiki defisit transaksi berjalan," tandas Mantan Menteri Keuangan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News