kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Defisit neraca perdagangan RI di bawah perkiraan


Senin, 03 Februari 2014 / 16:26 WIB
Defisit neraca perdagangan RI di bawah perkiraan
ILUSTRASI. Kondisi yang Beresiko Menambah Parah Gangguan Kecemasan


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia dari Januari-Desember 2013 secara kumulatif mengalami defisit sebesar 4,063 miliar dollar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyebutkan, angka ini cukup mengejutkan sekaligus menggembirakan karena di bawah yang banyak diprediksikan ekonom dan pengamat yang mengatakan defisitnya bisa menembus 5 miliar dollar AS.

"November kita defisitnya masih 5,6 miliar dollar AS. Berarti dengan surplus Desember saja, defisitnya bisa turun cukup drastis, jauh di bawah prediksi pengamat. Semoga berpengaruh ke defisit neraca transaksi berjalan," terang Suryamin di kantornya, Senin (3/2/2014).

Sepanjang Januari-Desember 2013, perdagangan hasil minyak mengalami defisit sangat besar senilai 24,268 miliar dollar AS, dan minyak mentah defisit sebesar 3,382 miliar dollar AS. Secara total perdagangan migas mengalami defisit 12,633 miliar dollar AS.

"Perdagangan gas selama tahun 2013 mengalami surplus sebesar 15,016 miliar dollar AS. Dan nonmigas mengalami surplus perdagangan sebesar 8,570 miliar dollar AS," jelas Suryamin.

Suryamin menilai, ada indikasi pemerintah berhasil mengerem impor. Secara kumulatif, nilai impor Januari-Desember 2013 mencapai 186,63 miliar dollar AS atau turun 2,64 persen jika dibanding impor periode sama tahun 2012.

BPS juga mencatat nilai impor barang konsumsi dan barang modal selama Januari-Desember 2013 mengalami penurunan dibanding periode yang sama taun sebelumnya, masing-masing 2 persen dan 17,35 persen. Namun, impor bahan baku penolong meningkat 1,31 persen.

"Kita ingat 2011 dan 2012 neraca perdagangan defisit, tapi 2013 berhasil surplus. Ini terbesar selama lima tahun terakhir. Semoga ini gambaran baik bagi ekonomi negara kita," pungkasnya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×