kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Defisit 2,82% dari PDB 2025 Bisa Jadi Jebakan untuk Pemerintahan Prabowo


Kamis, 04 Juli 2024 / 14:31 WIB
Defisit 2,82% dari PDB 2025 Bisa Jadi Jebakan untuk Pemerintahan Prabowo
ILUSTRASI. Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan keterangan pers usai mengikuti rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih Pemilu 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (24/4/2024). KPU resmi menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 yang ditargetkan kisaran 2,29% hingga batas atas 2,82% dari produk domestik bruto (PDB) dinilai jebakan bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya tidak akan leluasa dalam merealisasikan program-program yang diusungnya.

Di samping itu, Eko juga menyebut, kursi dari koalisi Prabowo di senayan tidak lebih dari 50%, sehingga akan sulit baginya mendapatkan suara apabila membutuhkan anggaran tambahan.

Baca Juga: Pemerintah dan DPR Sepakati Pemberian PMN Terhadap 17 BUMN, Berikut Rinciannya

“Dugaan saya nanti kalau setingan dari (defisit) 2,82% dari PDB ini dilakukan di APBN ini, jujur jebakan ini untuk Pak Prabowo. Kan koalisinya itu yang ada sekarang existing ini kan belum ada 50%. Nanti bagaimana caranya melobi DPR kalau tidak sampai  50%,” tutur Eko dalam agenda diskusi INDEF, Kamis (4/7).

Padahal kata Eko, situasi perekonomian global hingga domestik pada tahun depan masih belum menentu. Sehingga dikhawatirkan APBN membutuhkan anggaran lebih untuk merespons dampak perekonomian tersebut, jika defisit APBN ditargetkan 2,82% dari PDB.

Ia menghitung, jika defisit ditargetkan 2,82% dari PDB, maka pemerintahan Prabowo hanya bisa menambah anggaran sekitar Rp 30 triliun dengan batas maksimal defisit sebesar 3% dari PDB, untuk memitigasi krisis dan resesi ekonomi.

Baca Juga: Bapanas Pastikan Bantuan Pangan Nasional Berlanjut di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Idealnya, Eko berpendapat agar defisit APBN 2025 dipatok setidaknya 2,29% dari PDB, agar pemerintahan Prabowo bisa lebih leluasa dalam mengelola APBN.

“Nanti biar tim ekonomi yang baru, kalau dirasa nanti APBN warisan dari Pak Jokowi itu tidak sesuai dengan program atau masih perlu penyempurnaan. Masih ada ruang untuk membicarakan dengan DPR yang baru,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×