kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dana asing kembali masuk, rupiah menguat di dua pekan pertama bulan Oktober 2020


Selasa, 13 Oktober 2020 / 15:40 WIB
Dana asing kembali masuk, rupiah menguat di dua pekan pertama bulan Oktober 2020
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam hampir dua pekan bulan Oktober 2020 berjalan, Bank Indonesia (BI) melihat pergerakan nilai tukar rupiah mulai stabil dengan kecenderungan menguat. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah per 12 Oktober 2020, tercatat menguat 1,22% point to point atau menguat 0,34% secara rerata bila dibandingkan dengan level rupiah di bulan September 2020. 

Asal tahu saja, di bulan September 2020, rupiah tercatat melemah 2,13% point to point. Pelemahan mata uang Garuda ini dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian pasar keuangan, baik eksternal maupun faktor domestik. 

“Penguatan rupiah didorong oleh kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, serta meningkatnya likuiditas global dan tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik,” kata Perry dalam video konferensi, Selasa (13/10).

Baca Juga: Rupiah ditutup melemah 0,17% ke Rp 14.725 per dolar AS pada hari ini (13/10)

Namun, jika dibandingkan dengan level akhir 2019, nilai tukar rupiah masih mengalami depresiasi. Hingga 12 Oktober 2020, rupiah masih melemah 5,56% secara year to date (ytd) lantaran di tutup di level Rp 14.700 per dolar AS. 

Akan tetapi, bank sentral optimistis kalau ke depannya penguatan nilai tukar rupiah akan berlanjut seiring dengan level nya yang secara fundamental masih undervalued

Ini juga didukung dengan defisit transaksi berjalan yang akan rendah, inflasi yang juga rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, serta premi risiko Indonesia yang menurun, dan likuiditas global yang besar. 

“BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” pungkas Perry. 

Selanjutnya: Bank Indonesia tahan suku bunga acuan BI 7DRRR tetap di level 4%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×