kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Dana asing di SUN turun akibat aksi porfit taking


Sabtu, 23 April 2011 / 17:21 WIB
Dana asing di SUN turun akibat aksi porfit taking
ILUSTRASI. Ilustrasi Ingin lolos Interview? Ini 5 hal yang perlu diperhatikan saat wawancara kerja. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp.


Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) terus merosot. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), sejak awal April2011 hingga 20 April 2011 kepemilikan asing perlahan terus menurun.

Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengaku, penurunan kepemilikan asing di SUN relatif kecil. “ Penurunan itu disebabkan aksi ambil untung atay profit taking karena harga Surat Utang Negara sempat naik atau yieldnya turun,” ujarnya, akhir pekan ini.

Rahmat menambahkan penurunan ini tidak perlu harus dikhawtirkan karena penarikan asing ini hanya bersifat sementara. “ umumnya sesaat, kalau terus-terusan itu namanya reversal, dan tidak ada indikasi atau alasan yang mengarah kesana,” paparnya.

Kepemilikan asing di SBI memang fluktuatif. Dari awal April, kepemilikan asing hanya Rp 211, 81 triliun terus naik di pertengahan bulan menjadi Rp 218, 05 triliun. Setelah itu, porsi asing mulai turun hingga 20 April 2011 berubah menjadi Rp. 217, 83 triliun.

Menurut Pengamat Ekonomi Unika Atma Jaya A Prasetyantoko, keluarnya dana asing itu disebabkan dua hal, yakni faktor fundamental dan spekulasi. “ faktor fundamental adalah jika Indonesia rating investasinya buruk, dan sudah tidak aman, tetapi itu tidak tepat karena Indonesia menjadi lahan yang bagus untuk berinvestasi,” ujarnya.

Paling tepat menggambarkan kondisi SBN sekarang ini adalah faktor spekulasi, karena banyak investor yang sudah untung. Untuk merealisasikan keuntungannya mereka menjual surat berhaga tersebut. “ Mereka sedang mencari pasar yang lebih potensial, tetapi ini sifatnya hanya sementara,” ujarnya.

Prasetyantoko menambahkan, Indonesia masih menjadi pasar potensial untuk menanamkan investasi walaupun ekonomi global sudah menuju kearah perbaikan tetapi mereka belum 100% pulih. Ia memperkirakan bulan depan investor asing yang akan membeli SBN juga sudah mulai berdatangan kembali.

“ Mereka akan membeli SBN dengan catatan, inflasi di Indonesia tidak tinggi. Jika inflasi meningkat, kepemilikan asing di SBN akan terus tergerus. Pemerintah harus mewaspadai itu,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×