kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.606   15,00   0,09%
  • IDX 8.119   0,71   0,01%
  • KOMPAS100 1.117   -2,13   -0,19%
  • LQ45 784   -1,05   -0,13%
  • ISSI 286   0,21   0,07%
  • IDX30 412   -0,66   -0,16%
  • IDXHIDIV20 464   -2,74   -0,59%
  • IDX80 123   0,04   0,03%
  • IDXV30 133   -0,54   -0,40%
  • IDXQ30 129   -0,76   -0,59%

Dampak Penumpukan dana Pemda di Perbankan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Senin, 06 Oktober 2025 / 07:28 WIB
Dampak Penumpukan dana Pemda di Perbankan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
ILUSTRASI. Petugas memeriksa tumpukan uang kertas pecahan Rp 100 ribu di Cash Center Bank BNI Jakarta, Selasa (17/12/2019).Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyoroti tingginya dana mengendap milik pemerintah daerah (pemda) di perbankan.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora, Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, M Rizal Taufikurahman, menilai lambatnya penyerapan belanja daerah disebabkan masalah klasik, mulai dari perencanaan yang kurang matang, proses pengadaan yang lambat, hingga keterbatasan kapasitas SDM birokrasi di daerah.

“Akibatnya, dana yang seharusnya menggerakkan ekonomi lokal justru berputar pasif di bank dan hanya menambah idle money tanpa multiplier effect,” kata Rizal.

Ia menyarankan penerapan pola insentif dan disinsentif berbasis kinerja sebagai jalan tengah.

Baca Juga: Dana Pemda Ratusan Triliun Mengendap di Bank, Belanja Daerah Masih Seret

Sementara itu, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, menambahkan bahwa keterlambatan belanja daerah dipicu beberapa faktor mendasar.

“Secara umum, terlambatnya belanja daerah ini karena beberapa hal. Pertama, terlambatnya penetapan perda APBD di daerah, sehingga berimbas pada mundurnya eksekusi anggaran,” ujarnya kepada *Kontan*, Jumat (26/9/2025).

Selain itu, kata Trioksa, faktor lain adalah terjadinya gagal lelang yang membuat pemerintah daerah harus mengulang proses lelang, serta belum siapnya kegiatan atau persiapan teknis di lapangan.

“Eksekusi anggaran bisa terlambat karena kegiatan di lapangan memang belum siap. Hal ini membuat serapan anggaran berjalan lebih lambat,” jelasnya.

Selanjutnya: Mengais Sisa Peluang Saat Investor Asing Hengkang

Menarik Dibaca: Drama Transfer 2025: Ultimatum Mainoo dan Kegelisahan Yamal di Barcelona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×