kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Corona varian delta masih ancam pemulihan ekonomi Indonesia


Senin, 09 Agustus 2021 / 18:51 WIB
Corona varian delta masih ancam pemulihan ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (22/7/2021). Pemerintah mengklaim lonjakan kasus sejalan dengan penyebaran varian delta.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

Adapun India merupakan salah satu mitra dagang utama terbesar keenam di Indonesia dengan pangsa ekspor 5,5%, namun akibat lonjakan covid-19 dan adanya pengetatan di negara tersebut maka mempengaruhi sisi permintaan dari negara tersebut. 

"Kita perlu diwaspadai dengan adanya virus delta yang sekarang juga menjalar ke seluruh dunia, yang kemudian menyebabkan ekonomi mengalami penurunan. Mungkin paling dramatis India, kemudian ekonominya juga mengalami dampak terlalu dalam. Jadi kita juga tidak boleh lengah," ungkapnya.

Kendati demikian, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan mengoptimalkan belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 termasuk merealisasikan sisa anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di kuartal III-IV tahun ini.

Oleh karena itu, pemerintah tetap memberikan berbagai insentif dunia usaha tetap diteruskan seperti kebijakan listrik, insentif abonemen minimal, dan insentif perpajakan yang diperpanjang sampai akhir tahun sehingga memberikan cash flow bagi sektor usaha.

Tak hanya itu, insentif yang langsung dinikmati oleh pengusaha seperti insentif di bidang perpajakan termasuk pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dinilai mampu memantik permintaan dan meningkatkan ketahanan sektor usaha.

Selain itu, pemerintah juga memberikan jaminan modal kerja diharapkan bisa  didorong terus meningkatkan kredit perbankan dan  penyehatan sektor-sektor korporasi. “Kita memberikan jaminan kredit modal kerja ini diharapkan memantik dan akan mengakselerasi pemulihan dan penyehatan sektor-sektor korporasi,” ucap Menkeu.

Baca Juga: Limit kartu kredit pemerintah untuk pembayaran belanja kini naik jadi Rp 200 juta

Untuk itu, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2021 akan bertengger di kisaran 3,7% sampai dengan 4,5% secara tahunan.

Ekonom Makrokonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan dampak varian delta memang tidak bisa dihindari. Dari sisi konsumsi, Riefky menyarankan agar pemerintah memerhatian kualitas vaksin Covid-19.

Menurutnya, efikasi vaksin akan menentukan pengendalian virus corona yang terus bermutasi. Riefky mencontohkan di Inggris meski kasus harian per hari lebih tinggi dari Indonesia, tapi tingkat kematiannya rendah.

Karenanya Inggris menggunakan vaksin yang memiliki efikasi lebih dari 80%, sementara Indonesia mayoritas program vaksinasi dengan vaksin sinovac yang efikasinya di level 60%. Inilah yang membuat geliat aktivitas konsumsi di Inggris, namun tetap aman.

Sementara itu, dari sisi perdagangan, Riefky mengatakan neraca perdagangan tentunya akan terpengaruh. Tidak menuntut kemungkinan defisit perdagangan akan terjadi di periode kedua tahun ini. Meski demikian ia menilai selisih impor terhadap ekspor ke depan masih tipis.

"Untuk ekspor kita akan tergantung dari mitra dagang yang sebenarnya lebih hanya dengan intra ASEAN, ketimbang luar Asean. Masalahnya varian delta juga menyebar di Vietnam, Thailand, dan Malaysia," kata Riefky kepada Kontan.co.id, Senin (9/8).

Proyeksi Riefky pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 sebesar 2%-3% yoy dengan asumsi 1/3 konsumsi rumah tangga akan tumbuh melambat karena PPKM telah berlangsung hampir satu setengah bulan di kuartal III 2021. 

Sedangkan di akhir 2021 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan Riefky berada di kisaran 3%-4% yoy. Catatanya pada periode kuartal IV-2021 pengendalian pandemi sudah bisa diatasi dan mobilitas masyarakat meningkat.

"Karena kontribusi kuartal II-2021 yang tumbuh besar hingga 7,07% juga. Memang cara yang paling tepat saat ini yakni menekan kasus Covid-19, kemudian membuka secara perlahan kegiatan masyarakat. Jangan ada syarat-syarat vaksinasi dalam melakukan aktivitas masyarakat, karena implementasi di lapangan akan sulit," ujar Riefky.

Selanjutnya: Soal ekonomi Pulau Jawa yang masih mendominasi, ini kata ekonom Bank Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×