kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Corona masih mewabah, ekonom: Suku bunga acuan BI bisa turun 25 bps lagi


Rabu, 18 Maret 2020 / 17:17 WIB
Corona masih mewabah, ekonom: Suku bunga acuan BI bisa turun 25 bps lagi
ILUSTRASI. Pengunjung berjalan di kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (3/1). Ekonom Bank Mandiri memprediksi suku bunga acuan BI bisa turun 25 bps lagi seiring dampak corona yang masih mewabah. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/01/2018


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyusul hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang diselenggarakan hari ini (18/3) dan Kamis (19/3) besok Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro memandang bank sentral masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Menurutnya, BI 7-day reverse repo rate (7DRR) bakal turun sebanyak 25 bps menjadi 4,5%. 

"Hal ini terutama didorong oleh langkah pre-emptive yang dilakukan oleh BI dalam mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi global akibat penyebaran virus Covid-19 dan dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (18/3).

Baca Juga: Pemerintah menyebut penjualan SR012 sudah melebihi target indikatif

Di sisi lain, Andry menilai laju inflasi masih relatif stabil dan terkendali, meskipun beberapa waktu terakhir terdapat kenaikan beberapa bahan makanan dan kebutuhan pokok seperti gula pasir dan bawang merah. 

Inflasi sampai dengan bulan Februari 2020 secara tahunan tercatat sebesar 2,98%, masih dalam rentang target BI yang sebesar 2,0-4,0%. Kami memperkirakan sepanjang tahun ini inflasi akan berada pada level 3,25%.

"Kami dari industri perbankan sudah mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi ke depan karena dampak dari penyebaran virus corona. Kami sampai saat ini masih terus memantau perkembangan dari dampak penyebaran Covid-19 di dalam negeri," tambahnya. 

Namun, kondisi ke depan masih samar-samar terutama terkait dengan dampak ekonomi dari penyebaran Covid-19. 

Baca Juga: Stimulus ekonomi jilid I dan 2 dinilai tak ampuh tangkal dampak wabah corona

Secara umum, pemerintah dan industri tetap akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga stabilitas beberapa indikator, terutama kualitas aset dan likuiditas di tengah masih tingginya ketidakpastian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×