kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China tingkatkan keamanan antisipasi penyadapan AS


Kamis, 31 Oktober 2013 / 12:31 WIB
China tingkatkan keamanan antisipasi penyadapan AS
ILUSTRASI. Film The Black Phone, film horor terbaru yang dibintangi oleh Ethan Hawke dan masih tayang di bioskop.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

BEIJING. China meningkatkan keamanan mereka, setelah sebuah surat kabar Jerman, Der Spiegel, memberitakan bahwa Amerika Serikat (AS), memata-matai sejumlah kota besar yang ada di China.

Der Spiegel memberitakan intelijen AS, telah memata-matai kota Beijing, Shanghai, Chengdu, Hong Kong, dan Taipei.

Juru bicara Pemerintah China, seperti dikutip dari Asiaone.com, Kamis (30/10/2013), Hua Chunying mengatakan, pemerintahnya akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga keamanan informasi di negaranya.

"Kami khawatir akan kelanjutan kegiatan mata-mata AS, dan akan terus mencermati perkembangan selanjutnya," ujar Hua.

Li Haidong, seorang peneliti studi Amerika di Hubungan Luar Negeri China, mengatakan langkah AS itu telah melanggar privasi warga negara serta keamanan politik dan ekonomi China.

"Alih-alih mencari komunikasi dan kerjasama pada cybersecurity, AS menyulut kecurigaan dan ketidakpercayaan antara kedua negara melalui hal ini," katanya.

Sehari sebelumnya, media Jepang mengungkapkan bahwa NSA mendekati pemerintah Jepang pada tahun 2011 untuk meminta izin menggunakan kabel serat optik internasional yang melintasi negara mereka, untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang China.

Informasi yang dipublikasikan oleh Der Spiegel berdasarkan laporan yang dimiliki oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden.

Ia mengatakan AS memantau komunikasi dari 35 pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, dan jutaan warga sipil di seluruh dunia. (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×