Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengatakan, dampak dari wabah virus Corona (Covid-19) akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 0,3%-2,2%.
Proyeksi ini didasarkan pada pernyataan dari Kementerian Keuangan yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini hanya berkisar -0,4%-2,3%.
Baca Juga: Apa itu Pandemic Bonds? Ini kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Ada dua skenario yang dirujuk Chatib dari Australian National University, yaitu dampak ekonomi yang bersifat sedang dan dampak bersifat tinggi.
"Di dalam skenario dalam dampak sedang, ekonomi Indonesia akan terpukul minus 2,8% dari baseline (angka dasar). Artinya, apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 adalah 5%, kita hanya bisa tumbuh sebesar 2,2% di dalam skenario sedang," ujar Chatib dalam agenda diskusi daring, Senin (13/4).
Baca Juga: BPS catat inflasi bulan Maret 2020 di DKI Jakarta sebesar 0,33%
Sementara itu, apabila Covid-19 menyebabkan dampak yang buruk, maka di dalam skenario tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menurun 4,7% dari angka dasar 5%.
"Di dalam dampak buruk, perekonomian Indonesia akan menurun 4,7%. Jadi dari 5% menurun ke level 0,3%, di mana situasi tersebut sangat signifikan," paparnya.
Lebih lanjut, Chatib menjelaskan penurunan pertumbuhan perekonomian Indonesia disebabkan oleh terganggunya rantai pasokan global (global supply chains).
Baca Juga: Ini 5 insentif dan stimulus perpajakan yang disiapkan pemerintah hadapi Covid-19
Bukan tanpa sebab, terganggunya rantai pasokan ini dikarenakan China yang merupakan salah satu pemasok penting, sempat terkena imbas yang cukup parah dari wabah ini.
Menurut Chatib, apabila China terdampak virus Corona, maka secara otomaris rantai pasokan global juga akan terganggu.
"Itulah alasan mengapa tingkat produksi secara global akan menurun," kata Chatib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News