Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencurahkan kekesalan saat dirinya baru dilantik jadi wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Usai dilantik saat itu, Basuki yang akrab disapa Ahok ini datang ke ruang kerja Wakil Gubernur yang sebelumnya ditempati Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Masuk ke ruang kerjanya yang berada di Lantai 2 Balai Kota DKI Jakarta, Ahok terkejut saat mendapati di balik meja kerjanya belum disiapkan kursi.
"Saya jadi sakit jiwa, masuk ke DKI, kursi saya, masuk akal nggak? Ada nggak Wagub masuk ke DKI masuk ruangan kerja tidak ada kursi di meja saya," kata Ahok memulai cerita saat memberikan pengarahan terkait rombak jabatan di hadapa sejumlah pejabat DKI di Balai Kota, Rabu (31/12/2014).
Kemudian ia memanggil staf Wakil Gubernur saat itu yang bernama Sri dan menanyakan kursi untuk tempatnya bekerja. Ternyata memang kursi kerja untuk dirinya belum ada dan kursi yang sebelumnya ditempati Fauzi Bowo pun dibawa pulang karena memang milik pribadi.
Lebih parahnya lagi, Ahok justru mendapat jawaban bila kursinya belum ada karena belum ada anggarannya. Sampai akhirnya Ahok pun terpaksa menarik kursi tamu untuk tempatnya bekerja usai dilantik menjadi Wakil Gubernur.
"Apakah ini saya tidak patut untuk curiga mau menteror saya, listrik kadang-kadang dimatikan, air kadang keluarnya kotor, nggak ada air buat mandi. Itu teror buat kita," ungkap Ahok.
Kemudian, Ahok pun pernah mengalami bagaimana dirinya bekerja selama dua jam tidak menggunakan listrik di ruang kerjanya karena mati. Setelah dipanggil pegawai Pemprov DKI jawabnya enteng, listrik keruangan Wagub saat itu mati karena rusak.
"Saya tanya kok mati? rusak (jawab dia). Gimana caranya hidup? bisa tapi 23 lantai harus dimatikan kalau ruangan bapak mau hidup (jawab dia). Sudah dua jam nggak pakai listrik," kenang Ahok.
Begitu pun dengan kursi Joko Widodo saat menjabat gubernur DKI. Saat itu kursi yang digunakannya sudah sobek-sobek tetapi tidak ada inisiatif dari pegawai Pemprov DKI untuk menggantinya.
"Pantes nggak? masa gubernur baru masuk, kursi yang sobek-sobek begitu pecah-pecah kulitnya masa nggak diganti sih. Meja somplak-somplak semua. Itu teknik-teknik teror namanya," jelasnya.
Dengan pengalam tersebut, Ahok mengatakan bahwa untuk memimpin Jakarta tidak perlu latihan otak, tetapi harus lebih banyak latihan otot supaya punya tenaga bila terjadi apa-apa.
"Makanya saya bilang di Jakarta nggak perlu latihan otak, otot aja. Otot syaraf, otot jantung, otot saja otot kaki, otot tangan saja supaya kenceng kalau lari, kalau ada apa-apa," katanya. (Adi Suhendi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News