kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.488.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.585   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.627   67,30   0,89%
  • KOMPAS100 1.187   13,71   1,17%
  • LQ45 949   10,88   1,16%
  • ISSI 230   2,18   0,96%
  • IDX30 486   4,48   0,93%
  • IDXHIDIV20 583   5,85   1,01%
  • IDX80 135   1,50   1,12%
  • IDXV30 141   0,16   0,11%
  • IDXQ30 162   1,45   0,91%

Celios Menilai Kualitas Investasi Menurun pada Pemerintahan Jokowi


Selasa, 15 Oktober 2024 / 19:48 WIB
Celios Menilai Kualitas Investasi Menurun pada Pemerintahan Jokowi
ILUSTRASI. Direktur dan Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara. Celios menilai kualitas investasi dalam sepuluh tahun di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin menurun.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai kualitas investasi dalam sepuluh tahun di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin menurun. Hal itu tercermin dari menurunnya serapan tenaga kerja terhadap realisasi investasi. 

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mencatat pada tahun 2014 setiap Rp 1 triliun investasi baik PMA dan PMDN mampu menyerap 3.313 orang tenaga kerja. Sementara  tahun 2023 setiap Rp 1 triliun realisasi investasi hanya mampu serap 1.283 orang tenaga kerja.

"Itu tandanya makin turun kualitas investasinya," ungkap Bhima kepada Kontan, Selasa (15/10). 

Bhima mengatakan investasi dalam sepuluh tahun terakhir semakin berorientasi pada padat modal dengan besarnya insentif perpajakan yang diberikan pemerintah. Secara nominal cukup besar investasi yang masuk, tetapi lapangan kerja justru semakin besar di sektor informal.

Pada Feb 2014 menurut data BPS, jumlah pekerja sektor informal sebesar 57,9% dari total penduduk bekerja. Sementara pada Februari 2024 porsi informalnya melonjak jadi 59,17%. 

"Ini menandakan terjadi informalisasi pada lapangan kerja di Indonesia dalam 10 tahun terakhir," ujarnya. 

Menurut Bhima hal itu artinya ada permasalahan soal kualitas investasi yang masuk. Selain itu investasi yang masuk juga disertai dengan meningkatnya impor mesin dan barang modal. 

"Jadi janji transfer teknologi juga tidak terbukti," ucapnya. 

Adapun, Kementerian Investasi (Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM) mencatat selama sepuluh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo realisasi investasi telah mencapai Rp 9.117,4 triliun. Selama sepuluh tahun terakhir realisasi investasi memberikan  dampak pada penyerapan tenaga kerja. Hingga 2024 ini penyerapan tenaga kerja telah mencapai13,83 juta orang.  

Selanjutnya: Bertemu Mega dan Prabowo, Pramono Anung: Isinya Hanya Kami yang Tahu

Menarik Dibaca: Alasan Tanaman Laba-laba Jadi Favorit Kucing Peliharaan di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×