kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Pemerintah Berlakukan Protokol Kesehatan Ketat


Rabu, 04 September 2024 / 03:55 WIB
Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Pemerintah Berlakukan Protokol Kesehatan Ketat
ILUSTRASI. Pemerintah memberlakukan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran wabah cacar monyet (Mpox). ANTARA FOTO/Fauzan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah RI melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memberlakukan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran wabah cacar monyet (Mpox).

Melansir Infopublik.id, protocol Kesehatan ketat ini termasuk pengecekan suhu dan pengisian health pass bagi wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nasional (wisnas) yang memasuki Indonesia.
 
Menurut Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, terdapat 88 kasus cacar monyet yang tercatat selama 2022 hingga 2024, dengan 74 kasus hingga tahun 2023 dan 14 kasus pada tahun 2024.
 
“Kementerian Kesehatan merespons dengan memperkuat pemeriksaan di pintu masuk negara, termasuk di bandara. Bandara Internasional seperti Soetta dan Ngurah Rai kembali memasang alat deteksi suhu badan atau termoscanner,” ungkap Nia.
 
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes, dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM, menambahkan bahwa pada tahun 2024, wabah Mpox mengalami peningkatan di beberapa negara di Afrika, seperti Kongo, Burundi, Rwanda, dan Uganda. 
 
Oleh karena itu, WHO telah menetapkan wabah Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
 
 
Selain itu, dr. Achmad menjelaskan bahwa pemerintah juga mewajibkan pengisian Satusehat Health Pass (SSHP) bagi wisman dan wisnas yang baru tiba di Indonesia. 
 
“Sistem deklarasi kesehatan ini berbasis website yang dapat diakses di https://sshp.kemkes.go.id/,” jelas Achmad.
 
Formulir ini tersedia dalam lima bahasa: Indonesia, Inggris, Prancis, Mandarin, dan Hokian. 
 
Setelah pengisian, kondisi kesehatan pendatang akan diklasifikasikan berdasarkan warna, seperti merah, oranye, kuning, atau hijau. 
 
“Jika berwarna merah, artinya bergejala dan sudah teridentifikasi. Ketika mereka tiba di bandara, dokter karantina kesehatan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut di tempat yang telah disediakan,” ujarnya.
 
Achmad juga mengungkapkan bahwa Kemenkes telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan melalui Bea Cukai, Kemenkumham, serta semua otoritas bandara dan maskapai internasional. 
 
 
“Semua pihak telah mendapatkan sosialisasi mengenai penerapan SSHP di Indonesia,” katanya.
 
Co-founder IINTOA (Indonesia Inbound Tour Operator Association), Paul Edmundus Tallo, menyatakan bahwa hingga saat ini, wabah Mpox belum berdampak pada kedatangan wisman. 
 
“Sampai saat ini, kami belum menerima laporan tentang pembatalan kedatangan wisman ke Indonesia,” ucap Paul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×