kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan Devisa Pada Mei 2022 Diproyeksi Masih Berpotensi Menurun


Senin, 06 Juni 2022 / 18:05 WIB
Cadangan Devisa Pada Mei 2022 Diproyeksi Masih Berpotensi Menurun
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (8/4). Cadangan Devisa Pada Mei 2022 Diproyeksi Masih Berpotensi Menurun.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memperkirakan cadangan devisa pada Mei 2022 masih akan mengalami penurunan.

Adapun dirinya memproyeksikan cadangan devisa pada Mei 2022 berkisar US$ 133,35 miliar, bahkan angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan cadangan devisa pada April 2022.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan April 2022 sebesar US$ 135,7 miliar. Di mana angka ini turun 0,33% jika dibandingkan pada posisi akhir Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar.

Eko menyebutkan, penurunan cadangan devisa pada Mei 2022 ini dikarenakan masih menariknya dolar sebagai safe heaven di mana trennya mengalami peningkatan di akhir Mei 2022.

Baca Juga: Ekonom Bank Permata Proyeksi Cadangan Devisa Naik Tipis Pada Mei 2022

“Sepertinya masih akan ada penurunan. Hal ini dikarenakan operasi moneter menstabilkan kurs, impor, serta masih menariknya dollar sebagai safe heaven yang terlihat dari indeks dollar masih di atas 100 dengan tren meningkat di akhir Mei Kemarin,” ujar Eko kepada Kontan.co.id. Senin (6/6).

Dirinya mengingatkan, untuk cadangan devisa ke depannya, yang perlu diwaspadai adalah terkait selisih bunga acuan dengan inflasi yang sudah di posisi negatif 0,05%, meskipun menurutnya hal ini akan menjadi pertimbangan penabung di bank.

“Khususnya nasabah lebih dari Rp 5 miliar untuk mengkalkulasi ulang keuntungan bunganya atau berpindah ke memegang dolar yang indeksnya lagi hijau,” jelasnya.

Selain itu, menurutnya, impor juga akan cenderung naik seiring dengan momentum Idul Adha pada bulan Juli 2022 di mana hal tersebut akan meminta dollar lebih banyak lagi. Sementara itu, harga komoditas pangan dan energi juga masih tinggi sehingga inflasi masih dalam tren kenaikan.

Baca Juga: Bos BI Meramal Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Tahun Ini Kisaran Rp 14.300-Rp 14.700

Dengan demikian, volatilitas kurs rupiah berpotensi meningkat yang menurutnya tentu butuh operasi moneter yang lebih sering.

“Volatilitas kurs dari peluang kenaikan Fed Rate ke depan juga masih perlu diwaspadai,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×