Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Dengan peningkatan cadev dan disertai stabilnya kondisi pasar finansial tersebut, Josua optimis kalau nilai tukar rupiah bisa bergerak di kisaran Rp 13.800 - Rp 14.100 di jangka menengah.
Selain aliran dana investor, penguatan cadev juga merupakan buah lelang Surat Berharga Bank Indonesia valuta asing (SBBI valas) yang berhasil dimenangkan sebesar US$ 536 juta, juga didorong oleh penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah serta penempatan valas oleh perbankan.
Baca Juga: Defisit melebar, pemerintah berencana terbitkan SBN neto Rp 1.497,6 triliun di 2020
"Hal tersebut mengindikasikan kalau pemerintah Indonesia menarik ULN setelah pada bulan sbeelumnya menerbitkan global bond dalam rangka pembiayaan APBN yang diharapkan mampu merangsang perekonomian Indonesia," katanya.
Lebih lanjut, dengan peningkatan cadev tersebut, ia melihat adanya pintu yang terbuka bagi perbaikan kondisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal II-2020, setelah sebelumnya di tiga bulan pertama tahun ini tercatat defisit US$ 8,54 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News