kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Buruknya distribusi jadi pendorong inflasi tinggi


Senin, 20 Desember 2010 / 23:57 WIB
Buruknya distribusi jadi pendorong inflasi tinggi


Reporter: Irma Yani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Ketua Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung menilai, inflasi belum akan berhenti merangkak. KEN memperkirakan, inflasi pada 2010 ini akan berada pada kisaran 6% hingga 6,5%.

Connectivity dalam negeri menjadi salah satu pendorong tingginya inflasi. Menurut Chairul Selama ini pemerintah hanya mengandalkan Bank Indonesia dengan modal moneter untuk mengelola permintaan. “Padahal kita tahu inflasi bukan hanya disebabkan oleh faktor permintaan tetapi juga oleh faktor suplai atau tersedianya barang, dan juga dari faktor distribusi,” terang Chairul.

Dari faktor suplai, Indonesia masih punya banyak kendala, misalnya dalam pertanian ada masalah bibit, pupuk, cuaca, hama, yang sering kali mengganggu suplai. “Sementara dari distribusi kita tahu masalah bahwa connectivity dan infrastruktur kita banyak sekali kekurangannya. Maka inflasi tahun ini akan lebih tinggi dari target pemerintah,” ucapnya usai seminar KEN bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia 2011, Senin (20/12).

Namun bukan berarti selama ini tak ada upaya untuk memperbaiki connectivity. Ia pun memaklumi, hingga saat ini pemerintah belum bisa merampungkan rencana pembentukan domestic connectivity karena Indonesia merupakan negara kepulauan.

“Masalah kita kan masalah kompleks, kita tahu bahwa kita adalah negara kepulauan, itu butuh perjuangan yang luar biasa, beda dengan China dan India,” tambahnya. Tentu saja ini bukan menjadi alasan untuk membiarkannya. “Kita akan mencoba mendorong pemerintah untuk lebih mempercepat proses, mencoba menghapuskan the bottleneck. Cuma ini semua kan tergantung pemerintahnya sendiri. Kita akan merekomendasikan dan memberi masukan kepada Presiden agar bisa segera teratasi,” tandasnya.

Untuk tahun depan, KEN meramalkan, laju inflasi tak akan bergerak jauh dari angka tahun ini. KEN memprediksikan, laju inflasi pada 2011 akan berada pada kisaran 6% hingga 6,5%. Lembaga ini menyatakan, harga pangan masih menjadi pendorong inflasi.

Namun, meski inflasi cukup tinggi, KEN memperkirakan suku bunga acuan atau BI Rate pada 2010 hingga akhir 2011 masih akan dipertahankan BI di kisaran 6,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×