Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara menargetkan akan meningkatkan produksi gula sebesar 36% menjadi 1,85 juta ton pada tahun ini. Sebelumnya, angka produksi gula nasional hanya mencapai 1,36 juta ton.
Menurut Muhamad Zamkhani, Plt Deputi Bidang Usaha Industri Primer, Kementerian Badan Usaha Milik Negara dalam rapat kerja dengan Komisi VI di Gedung DPR-RI, Jakarta, pada Rabu (15/2), peningkatan produksi gula ini dapat diperoleh dengan menaikkan rendemen dan produktivitas tebu. Karena, untuk tahun 2012 ini, rendemen ditargetkan naik sebesar 7,94% dengan jumlah produktivitas 81,93 ton per hektare.
"Tahun ini kami juga akan menambah luas lahan perkebunan tebu BUMN gula menjadi 283.879 hektare. Tahun lalu luas lahan hanya sebesar 277.238 hektare," jelas Zamkhani.
Dia menegaskan, rendemen gula BUMN tidak kalah dengan pihak swasta seperti PTPN X yang rata-rata rendemennya dapat mencapai 8,3%. Sementara, rendemen perusahaan gula swasta seperti PT Kebon Agung sebesar 7,26%. Meski begitu, capaian produksi gula tahun lalu mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 sebesar 1,38 juta ton.
Penurunan tersebut dikarenakan beberapa kendala produksi yang dihadapi pabrik gula milik BUMN, seperti kekurangan komposisi varietas kemasakan tanaman belum ideal, bahan baku tebu kurang, dan efisiensi pabrik gula yang rendah. Selain itu, pabrik gula masih teknologi yang berasal dari peninggalan jaman Belanda.
Karena itu, Kementerian BUMN telah mengidentifikasi 22 pabrik gula yang mengalami kesulitan pasokan bahan baku tebu. Dari jumlah keseluruhan, saat ini baru 12 pabrik gula yang dapat menyelesaikan masalah bahan baku pada tahun ini. "Angka kebutuhannya bahan baku nanti saya periksa lagi," imbuhnya.
Kini, hanya tinggal sepuluh pabrik yang mesti selesaikan kendala bahan baku. Diantaranya adalah enam pabrik di PTPN IX, tiga pabrik gula di PTPN XI, dan satu pabrik gula di PT Rajawali Nusantara Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News