kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog diprediksi hanya mampu serap 8% beras petani


Selasa, 03 Maret 2015 / 14:40 WIB
Bulog diprediksi hanya mampu serap 8% beras petani
ILUSTRASI. Bank Sumsel Babel atau Bank SumselBabel, bank pembangunan daerah di sumatera selatan dan bangka belitung. Foto Dok Sriwijaya Post (grup Tribun)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Upaya Bulog untuk melakukan stabilitas harga beras nasional tampaknya sia sia. Sebab Bulog dinilai hanya bisa menyerap 8% dari total produksi beras nasional. Dimana pada tahun 2015 ini, diperkirakan total produksi gabah petani mencapai 73 juta ton atau sekitar 45 juta ton setelah menjadi beras. Dengan demikian, pihak pedagang swasta yang menyerap mayoritas produksi beras nasional.

Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Winarto Tohir mengatakan para petani akan menjual gabah milik mereka kepada pembeli dengan harga tertinggi. Sejauh ini, petani tertarik menjual gabah kepada pedagang beras atau tengkulak yang berani mematok harga lebih tinggi dari harga pembelian Bulog. Kendati begitu, para tenkulak hanya bisa membeli dalam jumlah terbatas. "Kalau bulog bisa menyerap dalam jumlah yang lebih besar," ujar Winarto kepada KONTAN, Selasa (3/3).

Winarto mengatakan kemampuan Bulog dalam membeli beras sangat terbatas. Pihaknya memprediksi, paling banter Bulog hanya bisa menyera 2 juta ton beras pada tahun 2015 ini. Padahal Bulog menargetkan bisa menyerap lebih dari 3,2 juta ton. Hal itu terjadi karena para pedagang beras denga Bulog bersaing menyerap beras petani. Sementara Bulog dananya terbatas dari pemerintah dan hanya membeli sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Apalagi saat ini, pemerintah belum memastikan berapa harga pembelian pemerintah (HPP) beras versi terbaru. Bila mengacu pada HPP sebelumnya, maka Bulog hanya membeli gabah dari petani dengan harga Rp 6.600 per kilogram. Memang ada wacana pemerintah menaikkan HPP beras sebesar 10,7% tahun 2015 ini atawa sebesar Rp 7.260 per kg. Namun, kenaikan harga itu masih menunggu instruksi presiden. "Jadi kami menunggu agar segera terbit instruksi presiden (inpres) untuk kenaikan HPP," imbuh Winarto.

Kendati begitu, Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat mengatakan Bulog akan menyerap beras petani sebanyak-banyaknya pada musim panen nanti. Ia bilang, dengan masuknya Bulog, maka harga beras petani tidak akan jatuh terlalu rendah karena Bulog akan membeli sesuai dengan HPP yang sudah ditetapkan pemerintah. Dengan demikian, Bulog berharap bisa menekan harga beras dengan terus melakukan operasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×