Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti sejumlah harga komoditas yang akan naik menjelang Ramadan, yang kemudian bisa menyumbang inflasi menjadi lebih besar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, harga komoditas yang memiliki kecenderungan naik seperti bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komoditas lainnya.
“Tingkat inflasi yang patut diwaspadai karena kecenderungannya lebih tinggi pada bulan Ramadan. Melihat tren beberapa tahun terakhir, terlihat inflasi pada Ramadan perlu dikelola dengan mengendalikan harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi.” tutur Pudji saat menyampaikan rilis BPS, Rabu (2/3).
Pudji menyampaikan, BPS telah melakukan peninjauan khusus mengenai Ramadan dalam empat tahun terakhir. Di antaranya pada 2019, Ramadan jatuh di bulan Mei dengan inflasi 0,68%.
Baca Juga: BPS: Curah Hujan yang Tinggi Bisa Mengancam Musim Panen Raya
Pemicu utama tingginya inflasi adalah kenaikan harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antarkota, serta telur ayam ras.
Sementara pada 2020, Ramadan jatuh pada April dengan inflasi mencapai 0,08%. Didorong kenaikan harga komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter.
Kemudian, di 2021 Ramadan jatuh pada April dengan inflasi 0,13%. Inflasi ini didorong kenaikan harga daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.
Selanjutnya, pada Ramadan April 2022, terjadi inflasi sebesar 0,95%, yang didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkatan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News