kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Harga Minyak Goreng Mulai Naik Meski Permintaan Relatif Stabil


Selasa, 31 Januari 2023 / 20:56 WIB
Harga Minyak Goreng Mulai Naik Meski Permintaan Relatif Stabil
ILUSTRASI. Harga Minyak Goreng Naik Meski Permintaan Stabil, Ini Kata Pengamat


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan harga minyak goreng curah di atas Rp 15.500 per kilogram masih ditemukan di pasaran. Selain itu, di sejumlah daerah ditemukan juga kalau harga minyak merek Minyakita mencapai Rp 18.000 per liter. 

Selain harganya yang naik, KPPU menemukan stok Minyakita sulit ditemukan di pasaran.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mengatakan, langka dan mahalnya minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan sederhana akibat kelalaian pemerintah dalam memonitor pasokan minyak sawit mentah atau CPO.

Amin menyebut, kelangkaan pasokan CPO seharusnya tidak terjadi apabila pengusaha sawit mematuhi kewajiban penyediaan domestic market obligation (DMO).

Baca Juga: Berlaku Mulai Rabu (1/2), Aprobi Beberkan Tantangan Penerapan Biodiesel B35

Sebab, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 49/2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat, telah mewajibkan pelaku usaha sawit untuk menyediakan DMO CPO sebesar 450 ribu ton per bulan.

Sementara kebutuhan CPO untuk minyak goreng di dalam negeri sekitar 300.000 ton per bulan. Seharusnya surplus pasokan CPO dan tersedia cadangan untuk digunakan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan kebutuhan.

Selain itu, Amin menyebut alasan pasokan CPO tersedot oleh program biodiesel B35 terkesan mencari kambing hitam. "Nah ini terjadi kelangkaan, berarti ada kelalaian dalam pengawasan pemenuhan DMO," ujar Amin kepada Kontan.co.id, Selasa (31/1).

Dihubungi secara terpisah, Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, adanya temuan harga minyak goreng dan Minyakita yang naik merupakan fakta. Hal itu mengindikasikan pasokan atau barang terbatas.

Baca Juga: Suplai Minyakita Berkurang, Mendag Minta Produsen Naikkan Produksi 50%

Khudori menyebut, jika kebijakan yang ada berbulan bulan berjalan baik lalu sekarang diduga ada kekurangan stok, maka perlu dicari jawabannya.

"Sebab tidak ada perubahan permintaan. Permintaan masih datar. Jika ada yang menyimpang ya harus ditindak agar ada efek jera," ujar Khudori.

Sebagai informasi, dalam pasal 10 Peraturan Menteri Perdagangan nomor 49 tahun 2022 menyebutkan harga eceran tertinggi (HE) minyak goreng rakyat sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×