kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

BPS: Sejak 2015 Hingga Maret 2025, Surplus Neraca Dagang dengan AS Meningkat


Senin, 21 April 2025 / 15:08 WIB
BPS: Sejak 2015 Hingga Maret 2025, Surplus Neraca Dagang dengan AS Meningkat
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) trennya selalu meningkat sepanjang 2015 hingga Maret 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) trennya selalu meningkat sepanjang 2015 hingga Maret 2025.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS tersebut paling didorong peningkatan neraca perdagangan non minyak dan gas (migas).

“Sedangkan untuk neraca perdagangan migas Indonesia mengalami defisit,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (21/4).

Sepanjang 2015 silam, AS menyumbang surplus neraca perdagangan bagi Indonesia sebesar US$ 8,65  miliar, dengan puncak tertinggi pada 2022 yakni mencapai US$ 16,67 miliar. Bila ditotal sejak 2025 hingga Maret 2025, AS telah menyumbang surplus sebanyak US$ 115,78 miliar.

Baca Juga: Amerika Serikat Masih Jadi Penyumbang Surplus Neraca Dagang Terbesar pada Maret 2025

Untuk surplus neraca perdagangan nonmigas pada 2015 mencapai US$ 7,76 miliar, dengan puncak tertinggi terjadi pada 2022 mencapai US$ 18,87 miliar, dan pada Januari-Maret 2025 mencapai US$ 5,25 miliar.

Sedangkan pada 2015, komoditas migas masih mencatatkan surplus sebesar US$ 0,89 miliar, kemudian sejak 2018 mengalami defisit sebesar US$ 1,07 miliar. Defisit tertinggi pernah terjadi pada 2021 yakni mencapai US$ 2,57 miliar. Sedangkan data pada Januari-Maret 2025 mencatatkan defisit sebesar US$ 0,80 miliar.

Amalia menyampaikan, pada tahun 2025 hingga Maret 2025, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan AS sebesar US$ 4,32 miliar. Nilai ini lebih tinggi bila dibandingkan periode sama 2024 yang sebesar US$ 3,61 miliar.

Lebih lanjut, Amalia membeberkan, barang yang diperdagangkan Indonesia ke AS diantaranya, ekspor Indonesia ke AS sangat didominasi ekspor komoditas nonmigas. Komoditas utamanya yakni mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61), alas kaki (HS 64), pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) (HS 62), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), serta perabotan dan alat penerangan (HS 94).

Kemudian, untuk impor nonmigas dari AS, komoditasnya terdiri dari mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84), biji dan buang mengandung minyak (HS 12), mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85), ampas dan sisa industri makanan (HS 23), serta instrumen optic, fotografi, sinematografi, dan medis (HS 90).

Baca Juga: BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus US$ 4,33 Miliar pada Maret 2025

Selanjutnya: Bitcoin Tembus US$87.000, Tembus dari Fase Konsolidasi Sejak Maret 2025

Menarik Dibaca: Harga Emas Perbarui Rekor All Time High di US$ 3.396, Trump Kritisi Ketua Fed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×