Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Amerika Serikat (AS) masih menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan tertinggi bagi Indonesia.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mencatat, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan non minyak dan gas (migas) dengan AS sebesar US$ 1,98 miliar pada Maret 2025. Surplus tersebut bahkan meningkat bila dibandingkan Februari 2025 yang mencapai US$ 1,57 miliar.
“AS seperti biasa didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), alas kaki (HS 64), serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15),” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (21/4).
Baca Juga: BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus US$ 4,33 Miliar pada Maret 2025
Di posisi kedua negara yang mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan Indonesia adalah India, nilainya mencapai US$ 1,04 miliar, namun lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,266 miliar.
Komoditas penyumbang surplus dari India adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).
Selanjutnya adalah Filipina nilainya mencapai US$ 714,1 juta, atau turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 754,1 juta. Komoditas penyumbang terbesar adalah kendaraan dan bagiannya (HS 87), bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15).
Lebih lanjut, beberapa negara yang menyumbang defisit neraca perdagangan kepada Indonesia adalah China yang defisitnya mencapai US$ 1,1 miliar.
Komoditas penyumbang defisit dari China adalah mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), serta kendaraan dan bagiannya (HS 87).
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Bakal Tertekan Impor AS
Kemudian defisit non migas dengan Australia mencapai US$ 353,2 juta, dengan penyumbang defisit terdalam pada komoditas serealia (HS 10), logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71), serta bahan bakar mineral (HS 27).
Terakhir, defisit neraca perdagangan nonmigas dengan Thailand mencapai US$ 195,4 juta, dengan komoditas penyumbang defisit adalah US4 gula dan kembang gula (HS 17), plastik dan barang dari plastik (HS 39), serta mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84).
Selanjutnya: Jadwal Final Four Proliga 2025 Lengkap, Megawati Diprediksi Membela Petrokimia Gresik
Menarik Dibaca: Bandung Hujan Pukul 1 Siang, Cek Prakiraan Cuaca Besok (22/4) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News