Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi masih negatif pada kuartal I-2021. Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 akan kembali ke zona positif.
“Dengan perkembangan indikator yang terus membaik dan dengan low based effect pada kuartal II-2020, maka kami berharap ekonomi kuartal II-2021 akan menyentuh zona positif,” ujar Suhariyanto, Rabu (5/5).
Optimisme tersebut juga didasarkan pada tanda pemulihan yang semakin nyata. Pasalnya, bila dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi konsisten mengalami perbaikan.
Dimulai dari kuartal II-2020 yang pada waktu itu ekonomi tertekan hingga minus 5,32% yoy, mulai membaik pada kuartal III 2020 yang minus 3,49% yoy, dan kuartal IV-2020 kontraksi kembali mengecil menjadi minus 2,19% yoy.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 0,74% pada kuartal I-2021
"Ini menunjukkan tanda pemulihan ekonomi akan semakin nyata, dan berharap ke depan pemulihan ekonomi terjadi di 2021 betul-betul bisa terwujud," tambah Suhariyanto.
Akan tetapi, ia mengingatkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah positif pada kuartal kedua ini harus diiringi dengan program vaksinasi yang lancar, masyarakat mematuhi protokol kesehatan, kasus Covid-19 terkendali, juga meningkatnya kegiatan dunia usaha.
Sebelumnya BPS mengatakan sumber kontraksi pada kuartal I-2021 ini adalah konsumsi rumah tangga, yang minus 2,23% yoy dan memberi sumbangan pada kontraksi PDB sebesar 2,12%.
“Padahal, kalau melihat struktur PDB, konsumsi rumah tangga ini menyumbang 56,9%. Apa yang terjadi pada komponen ini memberi luar biasa pada pertumbuhan ekonomi,” ujar Suhariyanto.
Baca Juga: BPS catat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74% pada kuartal I-2021
Selain konsumsi rumah tangga, kontraksi ekonomi juga disumbang oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tercatat tumbuh negatif 0,23% yoy dengan kontribusi pada kontraksi ekonomi sebesar 0,07%.
Kabar baiknya, ada tiga komponen pertumbuhan ekonomi yang mengalami pertumbuhan positif. Seperti konusmsi pemerintah yang tumbuh 2,96% yoy, ekspor berhasil tumbuh 6,74% yoy, dan impor tumbuh 5,27% yoy.
Suhariyanto berharap, ke depan Covid-19 bisa lebih terkendali sehingga komponen pertumbuhan ekonomi bisa ikut membaik, terutama untuk konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi domestik.
Baca Juga: Dukung pembiayaan, perbankan mulai ramai rilis surat utang
BPS mencatat, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat Rp 3.969,1 triliun. Kemudian, bila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp 2.683,1 triliun.
"Dengan begitu, maka ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi 0,74% yoy, dan secara kuartalan turun 0,96% qtq," ujar SUhariyanto.
Meski begitu, Suhariyanto melihat adanya tanda pemulihan yang semakin nyata. Pasalnya, bila dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan ekonomi konsisten mengalami perbaikan.
Selanjutnya: Ekonom Bank Mandiri: Lebaran akan dorong inflasi Mei 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News