kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bos BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Melambat


Rabu, 17 Januari 2024 / 14:24 WIB
Bos BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Melambat
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2024 berada di kisaran 2,8%


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meramal, pertumbuhan ekonomi global melambat pada tahun 2024. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2024 berada di kisaran 2,8% , melambat dari capaian 3% pada tahun 2023. 

Perry bilang, perlambatan ekonomi dunia seiring dengan risiko global yang perlu dicermati, karena akan memengaruhi ketidakpastian ekonomi dunia.

“Seperti, berlanjutnya ketegangan geopolitik, pelemahan ekonomi sejumlah negara utama, termasuk China, dan kepastian waktu serta besaran penurunan suku bunga moneter negara maju, khususnya Amerika Serikat (AS),” terang Perry, Rabu (17/1) di Jakarta. 

Baca Juga: BI Diperkirakan Belum akan Pangkas Suku Bunga di Awal Tahun 2024

Perry mengungkapkan, ekonomi China akan melambat pada tahun ini, seiring dengan lemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi.

Sebagai dampak lanjutan, pelemahan kinerja properti dan terbatasnya stimulus fiskal. 

Sedangkan suku bunga kebijakan AS diyakini masih akan tinggi, hingga akhir semester I-2024. Pun imbal hasil obligasi pemerintah negara maju termasuk surat utang pemerintah AS masih berada di level tinggi. 

Meski demikian, Perry melihat adanya ketidakpastian pasar keuangan yang mereda. Tekanan penguatan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia, termasuk negara berkembang juga berkurang. 

Perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang, sehingga mengurangi tekanan pelemahan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×