kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 2,7% pada 2023


Selasa, 25 Juli 2023 / 14:23 WIB
BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 2,7% pada 2023
Gubernur BI Perry Warjiyo. BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 2,7% pada 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 sebesar 2,7% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, ini seiring dengan pertumbuhan negara adidaya yang lebih baik dari perkiraan semula. 

Sebut saja, Amerika Serikat (AS) juga beberapa negara maju di Eropa. Ini seiring dengan perbaikan yang terjadi di dalam negara-negara tersebut. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan pada Pekan RDG BI dan FOMC

"Pertumbuhan mereka yang lebih baik dipengaruhi konsumsi rumah tangga karena perbaikan upah dan keyakinan konsumen," terang Perry, Selasa (25/7) di Jakarta. 

Selain itu, pertumbuhan negara Jepang juga diperkirakan masih kuat didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor yang membaik. 

Sebaliknya, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan lebih rendah dari perkiraan semula. 

"Ini karena tertahannya konsumsi dan investasi di China, terutama di sektor properti," tambah Perry. 

Baca Juga: Harga Komoditas Logam Industri Masih Tertekan Prospek Ekonomi China

Di sisi lain, Perry melihat tekanan inflasi di negara maju masih relatif tinggi. Ini akan mendorong kenaikan lebih lanjut suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk suku bunga acuan AS. 

Dengan demikian, ada ancaman terkait aliran modal ke negara berkembang. Sehingga, gonjang-ganjing nilai tukar akan tetap terasa. Termasuk ke Indonesia. 
Perry mengatakan, perlunya langkah penguatan dan pengambilan respons kebijakan yang tepat untuk memitigasi risiko rambatan global tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×