kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bongkar struktur tarif PCR tes, anggota Komisi VI: Harga bisa di bawah Rp 200.000


Selasa, 09 November 2021 / 20:05 WIB
Bongkar struktur tarif PCR tes, anggota Komisi VI: Harga bisa di bawah Rp 200.000
ILUSTRASI. Petugas kesehatan melakukan tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 pada warga di Jakarta,


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

Andre menyebut dengan biaya Rp 170.000 hingga Rp 180.000 seharusnya perusahaan BUMN farmasi masih bisa mendapatkan untung.

Selanjutnya Andre juga menyinggung dugaan adanya pihak yang melakukan tipu-tipu dengan menerapkan tarif PCR berbeda-beda tergantung lama hasil pemeriksaan. Dimana saat ini mesin-mesin PCR dapat mengerjakan spesimen pemeriksaan dalam 1 jam.

Diketahui terdapat mesin PCR dengan cara kerja selama 1 jam untuk 45 hingga 96 spesimen. Serta mesin ekstraksi PCR ada yang memiliki cara kerja selama 20 menit untuk 16 spesimen hingga 96 spesimen.

"Sebenarnya itu laboratorium itu nggak perlu pakai angka-angka 1 jam, 3 jam, 6 jam karena kan mereka memutar mesin yang sama, lagian juga pasien banyak, orang yang nyolok itu kan banyak ribuan orang. Kan itu lucu juga kalau dibikin postur biaya seperti itu," tegas Andre.

Baca Juga: Epidemiolog sebut tak perlu tes PCR bagi pelaku perjalanan domestik

Andre menambahkan, permainan waktu hasil pemeriksaan tersebut diduga menjadi tipu-tipu ongkos bisnis PCR test. "Jadi mohon maaf ya, diduga di tipu-tipu ongkos bisnis. Ini tugas kita memastikan bahwa BUMN kita selain cari untung juga berpihak dan bekerja untuk rakyat," jelasnya.

Demikian juga dengan harga antigen, Andre menyebut seharusnya tarif pemeriksaan antigen dapat di bawah Rp 40.000. Di mana saat ini sudah ada sembilan produsen antigen di domestik dengan tingkat sensitifitas 93-96% dan spesifisitas 97-100%. Salah satu pabrik antigen di domestik bahkan memiliki kapasitas produksi hingga 1,2 juta dalam sehari.

"Jadi antigen lokal itu tidak kalah sama buatan luar. Kualitas antigen kita sebenarnya sudah bagus, harga murah Rp 20.000 aja. Seharusnya pemerintah bisa patok Rp 30.000 atau Rp 40.000. Bahkan salah satunya [pabrik antigen] kapasitas 1,2 juta per hari. Ngapain kita impor? TKDN juga sudah 48% tapi ini punya swasta," ungkap Andre.

Selanjutnya: Intip rekomendasi saham Sarana Menara Nusantara (TOWR) dari Panin Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×