Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengundang sejumlah pihak untuk membahas kondisi pangan nasional pada tahun ini. Rapat ini juga melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Deputi Klimatologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, dalam hal ini cuaca juga menjadi faktor yang menentukan dalam produksi bahan pangan. Pasalnya, informasi iklim sebaiknya dimanfaatkan ketika belum terjadi.
Pihaknya memprediksi, kondisi cuaca di tahun 2017 ini akan kembali normal ketimbang kondisi pada tahun sebelumnya yang sulit diprediksi.
“2015 itu iklimnya kering, banyak kebakaran hutan. 2016 malah kebalikannya, lebih basah, banyak kejadian kebanjiran. Sekarang (2017) kembali lagi ke normal," ucapnya di Gedung Kemenko Perekonomian, Rabu (2/1).
Mulyono mengatakan, pada bulan ini cuaca masih dalam kondisi musim hujan, yaitu pada periode November 2016 hingga Februari 2017. Di beberapa daerah, musim hujan juga masih akan terjadi sampai dengan pertengahan Maret 2017.
Adapun menurut dia, ada kecenderungan kemarau agak mundur pada 2017 ini yang biasanya terjadi pada April atau Maret.
“Yang betul-betul nanti masuk musim kemarau itu prospek kita Mei-Juni 2017,” katanya.
Ia mengatakan, produksi pangan pada tahun ini bila lebih banyak hujan akan lebih produktif untuk pangan padi. Namun, pada saat transisi dari hujan ke musim kemarau, produksi palawija lebih kondusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News