Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan, nilai investasi tahun 2014 mencapai Rp 506 triliun. Nilai investasi ini meningkat 29,6% dibanding target tahun ini yang dipatok Rp 390,3 triliun.
Kepala BKPM Chatib Basri mengungkapkan, target investasi Rp 506 triliun ini memang berat. Hal ini, jika melihat perekonomian dunia yang masih akan melambat.
Namun, BKPM sendiri belum akan melakukan revisi target. "Kalau sebentar-sebentar mengalah (direvisi) terus, nanti gak terkejar (target Rp 506 triliun)," ujarnya di Jakarta, Senin (18/8).
Di tahun depan, menurut pejabat yang merangkap Menteri Keuangan ini, penanaman modal asing (PMA) akan mengalami perlambatan. Berbeda dengan PMA yang melambat, penanaman modal dalam negeri (PMDN) diprediksi akan meningkat karena sektor domestik akan tumbuh.
Perlambatan PMA memang sudah terlihat pada tahun ini. Pada kuartal II, realisasi PMA mencapai Rp 66,7 triliun atau hanya naik 1,8% dari kuartal I sebesar Rp 65,5 triliun.
Peningkatan ini jauh berbeda dengan realisasi PMDN, di mana pada kuartal II mencapai Rp 33,1 triliun atau naik 20,4% dibandingkan kuartal I sebesar Rp 27,5 triliun.
Adanya pemilihan umum (pemilu) pada tahun 2014 mendatang akan menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi domestik.
Pemilu akan menyebabkan konsumsi meningkat, sehingga PMDN pun akan tumbuh. Misalnya, industri otomotif. Permintaan mobil dan produk-produk otomotif lainnya diperkirakan akan terus naik.
Namun, di sisi lain, bagi sektor-sektor seperti migas dan pertambangan, Pemilu 2014 akan menyebabkan investor wait and see. Ini karena fokus pemerintah akan lebih tertuju pada pelaksanaan pemilu. "Jadi tergantung sektornya apa. Mudah-mudahan nanti PMDN bisa lebih banyak," pungkas Chatib.
Sebagai gambaran, dalam target investasi di tahun ini yang dipatok Rp 390,3 triliun, PMA diberikan porsi 69,8% yakni sebesar Rp 272,6 triliun dan PMDN diberikan porsi 30,2% atau sebesar Rp 117,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News