kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi topang ekonomi Indonesia kuartal I-2013


Rabu, 06 Maret 2013 / 17:11 WIB
ILUSTRASI. Bingung Mencari Pot Tanaman yang Cocok? Ini 5 Rekomendasi Jenisnya


Reporter: Herlina KD | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kinerja ekspor di awal tahun 2013 ini diperkirakan belum akan membaik. Makanya, selama kuartal I-2013 pemerintah akan mengandalkan konsumsi masyarakat dan investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengungkapkan, sama seperti kuartal IV tahun 2012 lalu, meski sudah ada tanda-tanda ekspor mulai bangkit, namun kondisi global yang masih lemah membuat pemerintah sulit untuk mengandalkan ekspor sebagai penopang pertumbuhan.

"Bukan berarti tidak mungkin ekspor bisa membantu, tapi konsumsi dan investasi saya yakin akan jadi penopang utama, karena momentumnya masih kuat," ujarnya Rabu (6/3).

Melihat tingkat kepercayaan investor terhadap Indonesia masih cukup baik, Mahendra menilai, peran konsumsi dan investasi terhadap pertumbuhan di kuartal I 2013 setidaknya akan sama seperti kuartal IV tahun 2012 lalu. Hanya saja, ia belum bisa memastikan berapa besar nilai investasi yang akan dicapai pada kuartal I tahun ini.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri memperkirakan, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal I 2013 bisa mencapai Rp 100 triliun. Hitungan ini, kata Chatib didasarkan pada jumlah impor bahan baku/penolong dan barang modal yang masuk sampai awal semester II 2012 lalu.

Mahendra mengakui, tingginya inflasi dalam dua bulan pertama tahun 2013 ini bisa menggerus daya beli masyarakat secara umum karena disebabkan dari kenaikan harga pangan. Namun, ia masih yakin daya beli masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas belum terpengaruh. Pasalnya, semakin banyaknya jumlah masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas, maka porsi konsumsi untuk makanan semakin kecil.

Meski optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini masih cukup kuat, namun Mahendra masih enggan memberikan kisaran angka pertumbuhan ekonomi yang kemungkinan bisa dicapai. Pasalnya, pemerintah masih perlu menghitung kembali kontribusi dari seluruh motor penggerak pertumbuhan, termasuk dari kinerja penyerapan anggaran pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×