Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, Jawa Tengah dan Kalimantan Utara berpotensi menjadi daerah incaran terbesar Penanaman Modal Asing (PMA).
Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Yuliot mengatakan, Jawa tengah berpotensi mendatangkan banyak investor karena adanya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Sementara itu, Kawasan industri di Kalimantan Utara yang saat ini sedang proses pembangunan juga akan turut menarik investor ke depannya.
Baca Juga: Apindo: Perppu Cipta Kerja Berpotensi Menurunkan Kualitas Investasi di Indonesia
“(Daerah yang berpotensi besar diminati investor) mungkin bisa masuk ke Jawa Tengah karena ada KITB, dan Kalimantan Utara dengan adanya beberapa kawasan industri,” tutur Yuliot kepada Kontan.co.id, Jakarta.
Untuk diketahui, sepanjang Januari hingga September, terdapat lima daerah terbesar yang paling diminati investor. Diantaranya, posisi pertama di Sulawesi Tengah, disusul Jawa Barat, Maluku Utara, DKI Jakarta, dan juga Riau.
Yuliot mengatakan, 5 daerah tersebut masih akan menjadi andalan investor untuk menanamkan modalnya pada tahun ini, karena sudah terbangun ekosistem investasi yang sangat memadai.
Untuk diketahui, potensi KITB di Jawa Tengah yang akan menjadi Kawasan besar yang diminati investor terbukti sudah ada 220 calon investor yang potensial menyampaikan minatnya untuk menyewa lahan di daerah tersebut.
Baca Juga: Kementerian Investasi/BKPM Menawarkan Investasi Senilai Rp 37 Triliun di 13 Provinsi
Direktur Utama PT KIT Batang Ngurah Wirawan sebelumnya mengatakan, dari 220 calon investor, ada 11 tenant yang sudah melakukan tanda tangan persetujuan.
“Kemudian, sebanyak 17 perusahaan potensial yang telah mengirimkan penawaran investasi dengan total luas lahan mencapai 991 Ha,” kata Wirawan, Sabtu (13/10).
Adanya potensi ini disebabkan kepercayaan investor terhadap kondisi sosial-politik-ekonomi di Indonesia dan realisasi investasi di lahan kawasan industri masih tinggi, dimana investor lebih mengutamakan kemudahan dalam melakukan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News