kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKPM: Investasi asing langsung (FDI) tahan banting terhadap dampak virus corona


Kamis, 12 Maret 2020 / 22:32 WIB
BKPM: Investasi asing langsung (FDI) tahan banting terhadap dampak virus corona
ILUSTRASI. Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Pho. KONTAN/Achmad Fauzie/29/01/2015


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai banyak pelajaran yang dapat diambil dari merebaknya virus corona. Salah satunya, corona ini mengingatkan semua pihak pentingnya investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI).

Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo menilai dengan FDI, ketika ada sentimen negatif semacam virus corona, dana asing yang masuk ke Indonesia lebih bersifat jangka panjang. Tidak mudah terjadi arus modal keluar atau capital outflow.

Lebih lanjut, ujar dia, dana asing tersebut sudah terbelanjakan menjadi aset-aset yang tidak bisa dipindahkan atau tidak mungkin diboyong ke luar negeri secepatnya. “Misalnya lahan, pabrik, bangunan, infrastruktur, mesin-mesin, dan sebagainya,” ujar Rizal, Kamis (13/2).

Baca Juga: BKPM masih pede mengejar target investasi di tengah mewabahnya virus corona

Menurutnya, tak seperti instrumen investasi lainnya, FDI tidak terlalu cepat terpengaruh ketika gonjang-ganjing Corona.

“Di FDI itu kan ada beberapa aset yang masuk ke dalam negeri. Ada modal, orang (tenaga kerja), teknologi, keahlian, dan barang. Ketika capital (modal) masuk dia belanjakan, maka dapat menggerakkan ekonomi,” kata dia.

Di sisi lain, likuiditas FDI cenderung kaku.”Sebab tak mudah likuid, maka tak mudah juga dikirim balik ke negara asalnya atau tak mudah dipindah-pindahkan ke instrumen investasi lain,” ucap Rizal.

Berbeda dengan FDI, ketika Corona merebak, seluruh bursa saham Asia, termasuk indeks future di Wall Street, IHSG, langsung terkoreksi mendalam. Hal yang sama dengan instrumen lainnya. Bank Indonesia mencatat aliran modal asing yang keluar akibat Corona alias net outflow dari Indonesia sejak Januari hingga Rabu (11/3) mencapai Rp 40,16 triliun. 

Derasnya outflow terjadi terutama di bulan Februari dan Maret. Pada bulan Februari saja, terjadi outflow sebesar Rp 28,9 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN). Kemudian, aliran modal asing juga telah keluar sebesar Rp 18 triliun dari SBN di bulan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×