kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BK panggil ahli IT lain untuk kasus video asusila


Kamis, 24 Mei 2012 / 20:11 WIB
BK panggil ahli IT lain untuk kasus video asusila
ILUSTRASI. Kode redeem FF terbaru Mei 2021 spesial Idul Fitri, klaim sekarang juga!


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (BK DPR) memutuskan untuk memanggil ahli teknologi informasi atau ahli telematika lain guna menganalisa video asusila yang diduga melibatkan anggota dewan dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Pemanggilan ahli telematika lain dilakukan untuk mengumpulkan pendapat lain untuk memastikan siapa pelaku yang terekam dalam video asusila tersebut.

Adapun dua ahli telematika yang sudah diundang BK adalah Ruby Alamsyah ahli digital forensik dari Universitas Gunadarma, ikemudian Abimanyu Wachjoedijajat ahli teknologi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

"Kemarin ada pendapat yang berbeda, karena masih tidak terlalu yakin. Tetapi tadi sudah ada suatu tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap keaslian video itu," tutur Ketua BK, Muhammad Prakosa di DPR, Jakarta, Kamis (24/5).

Menurut Prakosa, Abimanyu dari UIN Jakarta memberikan pernyataan, tingkat kemiripan pelaku video asusila dengan salah satu anggota dewan itu sangat tinggi, lebih dari 50%. Meski begitu, lanjut Prakosa, Abimanyu butuh video pembanding untuk dapat memastikan tingkat akurasinya.

"Biar yakin sekali, kami dalam sidang BK sepakat memberikan video pembanding kepada Abimanyu untuk melengkapi analisanya," tandas Prakosa.

Selain itu, sidang BK juga menyepakati memanggil ahli telematika lainnya. Alasannya, ahli digital forensik Ruby Alamsyah mengaku sudah tidak bisa menganalisa video itu, dikarenakan resolusinya terlalu rendah.

Selain itu juga, Ruby memberikan alasan teknis yang tidak dimengerti oleh Prakosa. "Karena ini menyangkut seseorang, menyangkut martabat. Jadi kalau kami belum yakin , kami tidak bisa mengambil kesimpulan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×