kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik devisa pariwisata hingga US$ 4 miliar pada 2020, apa strategi pemerintah?


Minggu, 21 Juni 2020 / 15:34 WIB
Bidik devisa pariwisata hingga US$ 4 miliar pada 2020, apa strategi pemerintah?


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan percepatan 5 destinasi super prioritas (DSP) yaitu Toba, Borobudur, Lombok, Labuan Bajo, dan Likupang dan 5 DSP berikutnya, yaitu BTS, Wakatobi, Bangka Belitung, Raja Ampat, dan Morotai, juga melakukan penguatan Bali dan Batam/Bintan. 

Sebagai salah satu destinasi favorit wisman, pemerintah juga akan mengembangkan Benoa untuk mendukung Bali sebagai tourism hub. 

Baca Juga: Penguatan rupiah terangkat banjir likuiditas dolar AS di pasar global

Lebih lanjut, Indonesia juga akan menambah penerbangan langsung (direct flight) dari sejumlah engara, penerapan standard kebersihan dan keselamatan, serta melatih para pekerja di sektor pariwisata untuk meningkatkan kemampuannya (re-skilling dan up-skilling). 

Sementara di tahun 2021, pemerintah menargetkan untuk mendapat kunjungan wisman sebanyak 4 juta - 7 juta kunjungan wisman. Kisaran ini meningkat dari target di tahun 2020, sebagai optimisme kalau Covid-19 sudah mereda. Baru pada tahun 2024, pemerintah berharap kunjungan wisman bisa melejit hingga 16 juta - 17 juta kunjungan. 

Untuk devisa pariwisata, Pemerintah berharap bisa mendapatkan US$ 4,8 miliar - US$ 8,5 miliar. Seiring dengan target kunjungan wisman yang bertambah, di tahun 2024 pemerintah optimis bisa mendapat devisa pariwisata sebesar US$ 21,5 miliar - US$ 22,9 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×