kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,10   12,79   1.41%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik devisa pariwisata hingga US$ 4 miliar pada 2020, apa strategi pemerintah?


Minggu, 21 Juni 2020 / 15:34 WIB
Bidik devisa pariwisata hingga US$ 4 miliar pada 2020, apa strategi pemerintah?


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Covid-19 yang tengah membelenggu dunia menurunkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Indonesia. Padahal, seperti yang kita ketahui, kunjungan wisman merupakan salah satu sumber cadangan devisa (cadev) bagi Indonesia. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan, salah satu fokus pembangunan Indonesia pasca Covid-19 adalah percepatan pemulihan pariwisata, juga industri, serta investasi. Namun menurutnya, pemulihan pariwisata merupakan salah satu tantangan tersendiri. 

"Pemerintah mengaku kalau memang masih berat untuk memulihkan kondisi pariwisata ke kondisi pra Covid-19," kata Suharso dalam Rapat Kerja bersama dengan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis (18/6) lalu. 

Baca Juga: Industri pariwisata siap hadapi new normal

Untuk tahun ini, Suharso mengungkapkan grafik dampak virus corona terhadap pertumbuhan kunjungan wisman berbentuk U-shape yang lebih cenderung ke L-shape. Oleh karenanya, pemerintah melakukan penyesuaian target pariwisata dalam kisaran tahun 2020 hingga 2024 mendatang. 

Di tahun ini, pemerintah menargetkan kunjungan wisman sebesar 2,8 juta-4,0 juta kunjungan. Jumlah ini menurun drastis dari realisasi kunjungan wisman pada tahun lalu yang mencapai 16,1 juta kunjungan. 

Dengan jumlah kunjungan tersebut, ditargetkan penerimaan devisa pariwisata hanya akan berada di kisaran US$ 2,8 miliar-US$ 4 miliar. Target ini tentu juga anjlok dari devisa pariwisata di sepanjang tahun 2019 yang mencapai US$ 19,7 miliar. 

Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah telah menyiapkan kuda-kudanya, yaitu strategi pemulihan pariwisata. Hal-hal yang akan dilakukan oleh pemerintah adalah reaktivasi pasar wisatawan domestik dan mancanegara, reorientasi pada pariwisata yang berkualitas dan tidak hanya pada mass tourism. 

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan percepatan 5 destinasi super prioritas (DSP) yaitu Toba, Borobudur, Lombok, Labuan Bajo, dan Likupang dan 5 DSP berikutnya, yaitu BTS, Wakatobi, Bangka Belitung, Raja Ampat, dan Morotai, juga melakukan penguatan Bali dan Batam/Bintan. 

Sebagai salah satu destinasi favorit wisman, pemerintah juga akan mengembangkan Benoa untuk mendukung Bali sebagai tourism hub. 

Baca Juga: Penguatan rupiah terangkat banjir likuiditas dolar AS di pasar global

Lebih lanjut, Indonesia juga akan menambah penerbangan langsung (direct flight) dari sejumlah engara, penerapan standard kebersihan dan keselamatan, serta melatih para pekerja di sektor pariwisata untuk meningkatkan kemampuannya (re-skilling dan up-skilling). 

Sementara di tahun 2021, pemerintah menargetkan untuk mendapat kunjungan wisman sebanyak 4 juta - 7 juta kunjungan wisman. Kisaran ini meningkat dari target di tahun 2020, sebagai optimisme kalau Covid-19 sudah mereda. Baru pada tahun 2024, pemerintah berharap kunjungan wisman bisa melejit hingga 16 juta - 17 juta kunjungan. 

Untuk devisa pariwisata, Pemerintah berharap bisa mendapatkan US$ 4,8 miliar - US$ 8,5 miliar. Seiring dengan target kunjungan wisman yang bertambah, di tahun 2024 pemerintah optimis bisa mendapat devisa pariwisata sebesar US$ 21,5 miliar - US$ 22,9 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×