kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Biaya Logistik Akan Diturunkan Jadi 8% dari PDB


Rabu, 11 Oktober 2023 / 05:27 WIB
Biaya Logistik Akan Diturunkan Jadi 8% dari PDB
ILUSTRASI. Pemerintah menargetkan biaya logistik nasional akan menyusut hingga menjadi 8% dari PDB di tahun 2045.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Biaya logistik di Indonesia masih belum efisiten. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), biaya logistik Indonesia di tahun 2022 masih terbilang mahal, yakni 14,29% dari produk domestik bruto (PDB).

Nah, pemerintah menargetkan biaya logistik nasional akan menyusut hingga menjadi 8% dari PDB di tahun 2045.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, target biaya logistik nasional sebesar 8% dari PDB dinilai sangat efisien menuju indonesia emas di 2045 mendatang.

“Targetnya kemarin diskusi dengan pak Menko dan Kepala Bappenas. Diharapkan 2045 logistik cose hanya 8% dari PDB jadi sangat efisien,” tutur Susiwijono dalam agenda Peningkatan Kinerja Logistik melalui Utilisasi Layanan National Logistic Ecosystem (NLE), Selasa (10/10).

Baca Juga: Tantangan Logistik Indonesia, Salah Satunya Infrastruktur yang Belum Merata

BPS mencatat pada 2022 biaya logistik Indonesia masih belum efisien mencapai 14,29% dari PDB. Meski begitu masih terbilang baik karena di bawah level 15%.

Susiwijono menyampaikan, untuk mencapai target biaya logistik nasional menjadi 8% dari PDB di 2045 harus melewati berbagai tantangan. Salah satunya terkait utilitas infrastruktur logistik masih mengalami permasalahan utamanya di pelabuhan-pelabuhan kawasan Indonesia Timur.

"Utilisasi infrastruktur logistik kita terutama pelabuhan memang masih terjadi ketimpangan antar daerah di Indonesia khususnya di Indonesia Timur yang masih dibawah 50%," jelasnya.

Selain faktor ketimpangan, faktor muatan juga menjadi tantangan, karena sarana fasilitas pelabuhan yang belum merata, sehingga perbaikan infrastruktur pelabuhan perlu didorong agar seimbang dengan optimalisasi dari demand-nya, yakni volume trafik.

Baca Juga: Memiliki Prospek Menjanjikan, Bisnis Jasa Pelabuhan Semakin Ramai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×