kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Biaya Logistik Nasional Ditargetkan Bisa Menyusut Jadi 8% dari PDB di Tahun 2045


Selasa, 10 Oktober 2023 / 13:20 WIB
Biaya Logistik Nasional Ditargetkan Bisa Menyusut Jadi 8% dari PDB di Tahun 2045
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Pemerintah menargetkan biaya logistik nasional akan menyusut hingga menjadi 8% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun 2045.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menargetkan biaya logistik nasional akan menyusut hingga menjadi 8% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun 2045.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, target biaya logistik nasional sebesar 8% dari PDB dinilai sangat efisien menuju indonesia emas di 2045 mendatang.

“Targetnya kemarin diskusi dengan pak Menko dan Kepala Bappenas. Diharapkan 2045 logistik cose hanya 8% dari PDB jadi sangat efisien,” tutur Susiwijono dalam agenda Peningkatan Kinerja Logistik melalui Utilisasi Layanan National Logistic Ecosystem (NLE), Selasa (10/10).

Baca Juga: Tantangan Logistik Indonesia, Salah Satunya Infrastruktur yang Belum Merata

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2022 biaya logistik Indonesia masih terbilang mahal, yakni 14,29% dari PDB. Meski begitu masih terbilang baik karena di bawah level 15%.

Susiwijono menyampaikan, untuk mencapai target biaya logistik nasional menjadi 8% dari PDB di 2045 harus melewati berbagai tantangan. Salah satunya terkait utilitas infrastruktur logistik masih mengalami permasalahan utamanya di pelabuhan-pelabuhan kawasan Indonesia Timur.

"Utilisasi infrastruktur logistik kita terutama pelabuhan memang masih terjadi ketimpangan antar daerah di Indonesia khususnya di Indonesia Timur yang masih dibawah 50%," jelasnya.

Selain faktor ketimpangan, faktor muatan juga menjadi tantangan, karena sarana fasilitas pelabuhan yang belum merata, sehingga perbaikan infrastruktur pelabuhan perlu didorong agar seimbang dengan optimalisasi dari demand-nya, yakni volume trafik.

Baca Juga: Memiliki Prospek Menjanjikan, Bisnis Jasa Pelabuhan Semakin Ramai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×