kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Biaya Logistik Nasional Ditargetkan Bisa Menyusut Jadi 8% dari PDB di Tahun 2045


Selasa, 10 Oktober 2023 / 13:20 WIB
Biaya Logistik Nasional Ditargetkan Bisa Menyusut Jadi 8% dari PDB di Tahun 2045
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Pemerintah menargetkan biaya logistik nasional akan menyusut hingga menjadi 8% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun 2045.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menargetkan biaya logistik nasional akan menyusut hingga menjadi 8% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun 2045.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, target biaya logistik nasional sebesar 8% dari PDB dinilai sangat efisien menuju indonesia emas di 2045 mendatang.

“Targetnya kemarin diskusi dengan pak Menko dan Kepala Bappenas. Diharapkan 2045 logistik cose hanya 8% dari PDB jadi sangat efisien,” tutur Susiwijono dalam agenda Peningkatan Kinerja Logistik melalui Utilisasi Layanan National Logistic Ecosystem (NLE), Selasa (10/10).

Baca Juga: Tantangan Logistik Indonesia, Salah Satunya Infrastruktur yang Belum Merata

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2022 biaya logistik Indonesia masih terbilang mahal, yakni 14,29% dari PDB. Meski begitu masih terbilang baik karena di bawah level 15%.

Susiwijono menyampaikan, untuk mencapai target biaya logistik nasional menjadi 8% dari PDB di 2045 harus melewati berbagai tantangan. Salah satunya terkait utilitas infrastruktur logistik masih mengalami permasalahan utamanya di pelabuhan-pelabuhan kawasan Indonesia Timur.

"Utilisasi infrastruktur logistik kita terutama pelabuhan memang masih terjadi ketimpangan antar daerah di Indonesia khususnya di Indonesia Timur yang masih dibawah 50%," jelasnya.

Selain faktor ketimpangan, faktor muatan juga menjadi tantangan, karena sarana fasilitas pelabuhan yang belum merata, sehingga perbaikan infrastruktur pelabuhan perlu didorong agar seimbang dengan optimalisasi dari demand-nya, yakni volume trafik.

Baca Juga: Memiliki Prospek Menjanjikan, Bisnis Jasa Pelabuhan Semakin Ramai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×