kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI yakin rupiah akan segera kembali berotot di hadapan dollar AS


Rabu, 14 Maret 2018 / 19:00 WIB
BI yakin rupiah akan segera kembali berotot di hadapan dollar AS
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meyakini rupiah bakal kembali menguat. Hari ini, Rabu (14/3) di pasar spot, rupiah terapresiasi 0,13% ke level Rp 13.734 per dollar Amerika Serikat. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga menguat 0,13% menjadi Rp 13.739 per dollar AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Dody Zulverdi mengatakan, meskipun saat ini menguat namun dia menganggap bahwa pergerakan rupiah masih belum sesuai dengan fundamental. Menurutnya, nilai tukar mata uang Garuda masih bisa lebih perkasa seperti sebelumnya.

"Yang jelas level sekarang menurut kami bukan sesuai fundamental. Ini di atas fundamental. Jadi seharusnya bisa lebih kuat. Meskipun sekarang sudah sedikit menguat," katanya di Gedung BI.

Doddy menjelaskan saat ini fundamental ekonomi Indonesia cukup terjaga baik, yang terlihat dari laju inflasi di sasaran 2,5-4,5 % (tahun ke tahun/yoy), defisit neraca transaksi pembayaran yang dijaga di 2,-2,5 % PDB dan juga prospek pemulihan pertumbuhan ekonomi.

 “Kenapa proyeksi lebih tinggi dari tahun lalu, karena kombinasi PDB diperkirakan akan lebih baik maksimal sebesar 5,5% atau kisaran 5,1% hingga 5,5%. Itu akan mendorong kebutuhan impor yang berkaitan dengan investasi dan ekspor,” jelasnya.

BI meyakini, nilai tukar rupiah akan lebih kuat terutama setelah rapat penentuan suku Bunga Amerika (the Fed) yang akan selesai pada 21 Maret mendatang. Namun, biasanya setelah pertemuan tersebut pasar akan sedikit wait and see dan volatilitas masih akan terjadi.

“Kami melihat tampaknya sebagian dari pasar keuangan itu "memprice in" ekspektasi apa yang diputuskan The Fed tanggal 21 Maret. tapi sudah sangat dekat dengan pertemuan biasanya akan mereda,” tutupnya.

Sejak 1 Maret hingga 14 Maret, kurs rupiah terdepresiasi sebesar 0,27 % (month to date). Jika dihitung sejak 1 Januari hingga 1 Maret 2018, rupiah terdepresiasi 1,5 %.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×