kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI tidak menambah jumlah uang yang beredar


Selasa, 04 Oktober 2016 / 21:29 WIB
BI tidak menambah jumlah uang yang beredar


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kepala Divisi Distribusi Uang Bank Indonesia, Astral mengatakan pencetakan uang baru oleh Bank Indonesia, tidak menambah jumlah uang beredar melainkan hanya mengganti uang lusuh atau rusak yang beredar di masyarakat.

"Kebijakan BI mencetak uang baru, semata-mata untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, bukan menambah jumlah uang beredar," katanya saat berbicara pada Temu Wartawan Daerah Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (4/10).

Menurut dia, sebelum mencetak dan mendistribusikan uang baru, BI lebih dahulu memusnahkan uang lusuh atau rusak yang telah ditarik dari peredarannya di masyarakat.

Berdasarkan jumlah uang lusuh dan rusak yang ditarik dan dimusnahkan tersebut kata dia, BI kemudian merencanakan pencetakan uang baru.

"BI menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat karena berdasarkan undang-undang nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang rupiah, keberadaan mata uang rupiah di Indonesia sama pentingnya dengan kedaulatan negara," katanya.

Artinya ujar Astral menjaga kualitas uang rupiah yang beredar di masyarakat sama pentingnya dengan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena menjaga uang rupiah begitu penting kata dia, maka salah satu pasal dari undang-undang nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang rupiah melarang warga negara menolak uang rupiah saat bertransaksi.

"Menolak uang rupiah dalam bertransaksi di wilayah NKRI, diancam hukuman pidana satu tahun penjara dan denda sebanyak Rp200 juta," katanya.

Oleh karena itu kata dia, kewajiban menjaga kualitas uang rupiah bukan hanya menjadi kewajiban dari pihak BI melainkan juga menjadi tugas seluruh warga negara.

"Kita semua harus menjaga kualitas uang rupiah yang beredar di masyarakat sehingga jumlah uang lusuh atau rusak pada setiap tahunnya menjadi lebih sedikit," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×