Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, dari lelang surat utang negara (SUN), Selasa lalu (3/6), total nominal yang dimenangkan lebih kecil dari lelang sebelumnya. Padahal, Bank Indonesia (BI) pun telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps sepekan sebelumnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan kenaikan suku bunga pada rapat dewan gubernur (RDG) lalu adalah agar yield surat utang menarik. Tujuannya untuk menarik investor masuk.
Namun demikian, dalam lelang SUN Selasa lalu, total nominal yang dimenangkan Rp 11,32 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 21,46 triliun. Sementara, dalam lelang sebelumnya, total nominal yang dimenangkan adalah Rp 11,7 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 29,3 triliun.
Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, sepinya minat investor dalam lelang SUN terakhir karena kurang menarik bagi investor. “Mungkin ya, karena selisih antara yield. Bila dengan SUN tenor 10 tahun, selisihnya 2,1%, sementara yield AS tenor 10 tahun 2,85%. Kurang menarik,” ujar Lana kepada KONTAN, Kamis (5/7).
Ia mengatakan, lelang SUN yang sepi kemungkinan karena pemerintah yang enggan mengambil yield yang tinggi. Jadi, ada perbedaan antara ekspektasi yield investor dengan pemerintah.
Sebelumnya, Perry mengatakan, BI berharap dari hasil lelang SUN bisa membantu menambah suplai dollar AS.. “Dengan adanya lelang, investor asing akan masuk dan akan stabilkan nilai tukar. Ini adalah bentuk kordinasi yang perlu dilakukan,” ujarnya. Namun demikian, BI melihat bahwa investor asing yang masuk belum besar. Dengan demikian, BI masuk ke pasar untuk intervensi valas dan SBN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News