kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI sebutkan lima hal ini perlu jadi fokus untuk hadapi tantangan global


Selasa, 29 Oktober 2019 / 17:23 WIB
BI sebutkan lima hal ini perlu jadi fokus untuk hadapi tantangan global
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo didampingi para Deputi Gubernur BI hadir pada jumpa pers pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/10).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengajak Indonesia untuk bertransformasi menjadi inovatif dan bekerja keras untuk menghadapi tantangan-tantangan global. Selain itu, ini juga sebagai langkah untuk memperkuat dan membenahi prospek ekonomi.

"Di tengah ekonomi global yang menantang, kita harus memiliki strategi yang bisa menjadi fokus untuk dikerjakan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo pada Selasa (29/10) saat ditemui di Jakarta. 

Baca Juga: BI proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% tahun ini, berikut tantangannya

Perry mengungkapkan ada lima hal yang bisa menjadi fokus, terutama yang bisa dikerjakan oleh BI. Pertama, adalah meningkatkan sinergi bauran kebijakan di BI antara moneter dan makroprudensial.

Sinergi yang telah ada selama ini telah dilakukan oleh BI dipandang sudah mampu menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. Sebagai contoh  BI  sudah menurunkan suku bunga acuan hingga 5% diikuti juga dengan relaksasi makroprudensial, peringanan uang muka perumahan, dan lain-lain.

"Ini semua kita lakukan karena kita pro growth," jelas Perry.

Sementara dari sisi fiskal, Perry juga melihat sudah adanya stimulus fiskal yang telah diberikan oleh Kementerian Keuangan, yaitu dengan pengeluaran anggaran yang terus didorong.

Meski pada tahun 2019 ini defisit fiskal diramalkan melebar menjadi 2,2%, ini dipandang masih tetap terkendali dan cukup untuk memberi stimulus.

Kedua, adalah dengan melakukan sinergi untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Perry menilai ada beberapa sektor yang bisa untuk menjadi tumpuan baru pertumbuhan ekonomi Indonesia, antara lain manufaktur dengan otomotif, tekstil, elektronik, food and beverages, dan lain-lain.

Baca Juga: BI proyeksikan penyaluran kredit perbankan masih tumbuh di kuartal IV

Selain itu, Indonesia juga bisa mendorong sektor pariwisata. "Apalagi saat ini kita juga sudah fokus dengan pariwisata 10 bali baru. Yogyakarta, Mandalika, Labuan Bajo, Manado, dan lain-lain," tambah Perry. 

Perry juga melihat bahwa dari sektor UMKM dan sektor ekonomi keuangan digital bisa menjanjikan untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia, termasuk juga dari maritim.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×