kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.782   14,00   0,09%
  • IDX 7.487   7,98   0,11%
  • KOMPAS100 1.158   3,64   0,32%
  • LQ45 919   5,52   0,60%
  • ISSI 226   -0,86   -0,38%
  • IDX30 474   3,44   0,73%
  • IDXHIDIV20 572   4,20   0,74%
  • IDX80 132   0,66   0,50%
  • IDXV30 140   1,11   0,79%
  • IDXQ30 158   0,84   0,54%

BI: Rupiah cenderung menguat karena inflow dan suplai dollar korporasi


Jumat, 13 Juli 2018 / 15:25 WIB
BI: Rupiah cenderung menguat karena inflow dan suplai dollar korporasi
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, fokus kebijakan BI pada stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah, mulai membuahkan hasil. Kebijakan tersebut memperkuat kepercayaan pasar dan membuat imbal hasil pasar Surat Berharga Negara (SBN) lebih kompetitif. Hal itu membuat nilai tukar rupiah belakangan cenderung menguat.

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah pada 2 Juli 2018 lalu berada di level Rp 14.331 per dollar AS dan sempat menguat ke level Rp 14.331 per dollar AS pada 9 Juli 2018. Walaupun melemah lagi ke level Rp 14.358 per dollar AS pada 13 Juli 2018.

Perry menyebut, imbal hasil di pasar SBN yang lebih kompetitif, mendorong arus modal asing masuk ke pasar SBN dalam negeri (inflow). Pihaknya mencatat, sejak 2 Juli hingga 12 Juli lalu, arus modal asing ke pasar SBN mencapai RP 7,1 triliun.

"Umumnya itu berjangka pajang di atas 10 tahun. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan pasar, kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di pasar SBN cukup kuat," kata Perry saat ditemui di kompleks BI, Jumat (13/7).

Tak hanya inflow, Perry bilang, suplai dollar korporasi rata-rata per harinya juga cukup, yaitu sekitar US$ 500 juta-US$ 600 juta. Suplai dollar dari korporasi ini semakin memperkuar stabilitas nilai tukar rupiah.

Lebih lanjut, Perry menyebut, nilai tukar rupiah masih overvalue atau masih berada di bawah nilai fundamentalnya. Makanya, kurs rupiah berpotensi menguat berdasarkan hitungan fundamental ekonomi, yaitu inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan current account deficit (CAD) yang cukup baik, dan neraca perdagangan yang surplus. "Apalagi BI sudah melakukan langkah-langkah yang pre-emptive, sehingga inflow asingnya sudah masuk," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×